Home Hukum Puluhan Pelaku Selebaran Provokatif Tak Ditahan karena Ini

Puluhan Pelaku Selebaran Provokatif Tak Ditahan karena Ini

Blora, gatra.net – Sebanyak 24 pelaku penyebar selebaran bernada provokatif kepada sejumlah pemilik usaha dibebaskan oleh aparat kepolisian. Kapolres Blora, AKBP Wiraga Dimas Tama, menyebut para pelaku hanya dilakukan pembinaan dan wajib lapor.

"Sifatnya kita lakukan pembinaan karena ke-24 pelaku ini sudah sadar bahwa apa yang mereka anut ini merupakan hal yang salah. Dan hanya beberapa di antaranya akan kita minta wajib lapor," kata Wiraga saat konferensi pers di Mapolres Blora, Kamis (12/8), yang juga dihadiri Bupati Blora, Arif Rohman; dan Dandim 0721/Blora, Letkol Inf Andy Soelistyo Kurniawan.

Wiraga menerangkan bahwa aksi penyebaran selebaran tersebut dilakukan para pelaku pada Senin (9/8). Target sasarannya adalah seluruh warga.

"Jadi Senin ini mereka punya ide spontan, gagasan dan Selasa dituangkan kembali. Mereka berbagi tugas menyebarkan di 8 kecamatan," ucapnya.

Baca Juga: Selebaran Bernada Provokatif Gegerkan Warga Blora

Dalam kasus ini, polisi juga mengamankan sebanyak 1.500 lembar selebaran bernada provokatif. Dari keterangan para pelaku, selebaran tersebut sudah disebarkan di 8 kecamatan.

"Dibagi di 8 kecamatan, untuk barang bukti kami amankan 17 sepeda motor, 1 pulpen, dan 1.500 selebaran berbahasa Jawa," ujarnya.

Selebaran bernada provokatif yang resahkan warga Blora. (Istimewa)

Wiraga membantah faktor ekonomi menjadi motif para pelaku nekat melakukan aksi tersebut. Aksi itu dilakukan murni karena pemahaman ajaran yang salah.

Baca Juga: Puluhan Ditahan, Polres Blora: Tidak Niat Menjarah, Hanya MInta Uang Saku

"Tidak ada motif ekonomi, murni karena keyakinan dari mereka bahwa semua sumber daya alam yang ada adalah milik nenek moyang. Kalau faktor ekonomi dari penelusuran kami tidak ada," ujarnya.

Bupati Arif Rohman mengatakan bawha Pemkab akan melakukan pendampingan dan pembinaan kepada para pelaku untuk muruskan keyakinan yang mereka anut.

"Ini adalah bagian dari rakyat kami. Karena ini sudah menjadi perhatian publik, nanti akan kita dampingi, saya sudah telepon camat dan lurah untuk melakukan pendampingan berkala, cek ke lapangan agar keyakinan yang sudah berjalan ini kita luruskan kembali," ucapnya.

Sementara itu, otak dari aksi tersebut, Samijo, menyampaikan permintaan maaf karena telah membuat gaduh warga. "Mohon maaf kepada Bapak Presiden, Panglima TNI, Kapolri, Gubernur, Bupati, Kapolres, Pak Tentara dan semua warga Blora. Saya tidak punya maksut buat gaduh, sekali lagi saya mohon maaf," ucapnya.

1095