Home Internasional Lonjakan COVID-19: Sydney Darurat Nasional

Lonjakan COVID-19: Sydney Darurat Nasional

Sydney, gatra.net - Wabah virus corona yang melonjak cepat di Sydney telah menjadikannya sebagai wilayah yang menerapkan "darurat nasional."

Pernyataan itu diungkapkan pemimpin negara bagian pada Jumat, ketika kota terbesar di Australia itu melaporkan naiknya rekor jumlah infeksi baru.

Dikutip AFP, Jumat (23/7), pejabat setempat mengakui (lockdown) penguncian selama sebulan sejauh ini telah gagal menghentikan penyebaran wabah varian Delta.

Negara bagian New South Wales misalnya memohon agar Canberra segera mengirim lebih banyak vaksin dan sumber daya (tenaga kesehatan).

Meningkatnya wabah, memaksa beberapa wilayah menerapkan keadaan darurat nasional agar dapat membuka jalan bagi lebih banyak keterlibatan pemerintah federal dalam membendung penyebaran.

"Kami memiliki kewajiban atas nama bangsa untuk menahan virus," kata Perdana Menteri New South Wales Gladys Berejiklian. 

"Tidak ada keraguan bahwa jumlahnya tidak menuju ke arah yang benar," tambahnya.

Negara bagiannya pada hari Jumat melaporkan 136 kasus baru, rekor untuk wabah ini, yang sekarang berjumlah 1.782.

Virus yang "menyebar ke mana-mana" telah telah menginfeksi setengah dari 25 juta orang di negara, yang saat ini masih Lockdown. Berejiklian mengatakan bahwa pemerintah harus "memfokuskan kembali" peluncuran vaksin glasialnya.

Hanya 12 persen warga Australia yang telah divaksinasi lengkap, karena masalah terbatasanya stok vaksin Pfizer dan munculnya skeptisisme atas keamanan vaksin AstraZeneca.

“Kami membutuhkan, setidaknya, dosis pertama Pfizer,” kata Berejiklian, sambil memperingatkan lima juta penduduk Sydney bahwa pembatasan dapat berlangsung hingga Oktober.

Dia juga mengumumkan pekerja yang tidak penting di daerah-daerah tertentu di Sydney sekarang akan dilarang pergi, memperketat penguncian yang hampir pasti akan diperpanjang secara resmi minggu depan.

"Cukup jelas bahwa kita tidak akan mendekati nol (kasus) Jumat depan," kata Berejiklian. 

“Kami akan memiliki sikap yang lebih jelas minggu depan tentang seperti apa Agustus, September, dan Oktober,” ujarnya.

Perdana Menteri Scott Morrison pada hari Kamis meminta maaf atas peluncuran vaksin yang lambat di negara itu , dan mengakui target belum terpenuhi.

“Saya bertanggung jawab atas program vaksinasi. Saya juga bertanggung jawab atas tantangan yang kami alami,” katanya. 

“Jelas, beberapa hal berada dalam kendali kami, beberapa juga hal tidak,” tambahnya.

451