Home Kesehatan Salah Pola Asuh Penyebab Stunting Tertinggi di Cilacap

Salah Pola Asuh Penyebab Stunting Tertinggi di Cilacap

Cilacap, gatra.net – Berdasar studi lapangan, penyebab stunting atau bocah kerdil di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, yang dominan adalah kesalahan pola asuh, bukan karena kekurangan makanan.

Kepala Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Cilacap, Amin Muhtada, mengatakan, pola asuh menjadi penyebab dominan berdasar sampling di sejumlah desa dengan kasus stunting tertinggi di Cilacap.

“Kurang makan itu porsinya justru paling rendah [penyebab stunting]. Yang tertinggi itu adalah pola asuh. Bukan ekonomi, tetapi pola asuh,” katanya pada Kamis (17/6).

Kata dia, beberapa kasus yang ditemui, stunting terjadi pada anak dari keluarga berada. Namun, pengasuhannya diberikan kepada orang lain, seperti pembantu atau kakek-neneknya. Pola ini memunculkan relasi sosial dan keluarga yang membuat anak mengendalikan pengasuhnya. Anak cenderung tak terkontrol. Akibatnya, anak pun mengonsumi makanan tak bergizi.

“Kasus stunting yang sempat kita kunjungi di lapangan, sampling tentu, itu mereka berasal dari keluarga mampu. Yang jadi masalah adalah kesibukan orangtuanya. Karena kesibukan orangtuanya, sehingga pengasuhannya diberikan kepada orang lain,” ungkapnya.

Penyebab lain stunting adalah ibu yang mengalami darah rendah pada masa hamil, serta kurangnya pemberias ASI pada bayi baru lahir hingga usia dua tahun. Faktor lain adalah lingkungan yang tak sehat. Adapun kekurangan makanan justru menjadi penyebab stunting terendah di antara beberapa faktor penyebab stunting lainnya.

“Mereka tidak mendapatkan perlakuan yang baik,” ucapnya.

Dia menjelaskan, prevelensi stunting berdasar penimbangan per lima tahun di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah masih tinggi, yakni 32,4%, atau di atas stunting nasional sebesar 30,8% pada 2018. Saat ini, Pemerintah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah fokus menangani stunting atau bayi kerdil di 10 desa. Kesepuluh desa tersebut merupakan wilayah dengan kasus stunting tertinggi di Cilacap.

Diketahui, Pemerintah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, fokus menangani stunting atau bayi kerdil di 10 desa. Kesepuluh desa tersebut merupakan wilayah dengan kasus stunting tertinggi di Cilacap.

“Dasar penentuan desa/kelurahan lokus stunting pada tahun 2021 tersebut adalah hasil penimbangan serentak (Pentak) pada Agustus 2021, di mana diperoleh data adanya balita yang mengalami stunting sebanyak 6.328 atau 4,94%”, kata Kepala Bappelitbangda Kabupaten Cilacap, Sumbowo.

Adapun sepuluh desa/kelurahan di Kabupaten Cilacap dengan jumlah stunting dan prevalensi tertinggi pada tahun 2021, yang ditetapkan melalui SK Bupati Cilacap Nomor : 440/12/16/Tahun 2021, yakni Desa Mandala, Kecamatan Jeruklegi 12 anak (36,36%); Desa Kutasari, Kecamatan Cipari 132 anak (35,58%); dan Desa Serang, Kecamatan Cipari 91 anak (28,44%).

Kemudian Desa Pengadegan, Kecamatan Majenang 52 anak (25,37%); Desa Caruy, Kecamatan Cipari 77 anak (24,44%); Desa Sidasari, Kecamatan Cipari 71 anak (24,15%); Desa Karangreja, Kecamatan Cipari 52 anak (23,01%); Desa Cisuru, Kecamatan Cipari 69 anak (21,43%); Desa Cipari, Kecamatan Cipari 124 anak (20,70%); dan Desa Pegadingan, Kecamatan Cipari 57 anak (19,79%).

1685