
Jakarta, gatra.net- Head of Investor Relations Astra International, Tira Ardianti mengatakan bahwa Astra selalu melihat peluang untuk melakukan inovasi bisnis secara organik terkait dengan industri ekonomi digital.
"Astra melihat potensi-potensi digital economy, salah satunya investasi di startup-startup yang secara bisnis modelnya kami suka. Kemudian punya prospek baik karena secara visi misi juga sejalan dengan Astra," kata Tira dalam diskusi virtual di Jakarta, Selasa (25/5)
Dalam hal ini, beberapa hal lain yang menjadi pertimbangan misalnya adalah tokoh founder serta added value. "Selain memiliki visi misi sama, added value, kita lihat juga potensi sinergi juga ada. Dari situ Astra tertarik," papar Tira
Sebagai informasi, tahun ini Astra Internasional telah berinvestasi di Sayurbox sebesar US$5 juta atau setara Rp70 miliar (kurs Rp14.000 per US$). Sedangkan Halodoc sebanyak US$35 juta atau setara Rp490 miliar.
Sebelumnya, Astra juga menyuntikkan dana ke Gojek dengan total mencapai US$250 juta atau sebesar Rp3,5 triliun. "Apakah akan ada lagi, ini sifatnya memang saya enggak bisa memberikan jawaban verb saat ini," ungkap Tira.
Termasuk dalam hal investasi di bisnis perbankan digital. Tira me.aparkan kalau Astra pernah memiliki saham di Bank Permata bersama Standard Chartered. Namun saat ini, Astra fokus untuk jasa keuangan sektor ritel.
Tira menjelaskan strategi bisnis saat ini perlu menyesuaikan dengan dinamika ekonomi dan perkembangan industri. "Ini adalah hal yang terus kita review dari waktu ke waktu," jelasnya.
Astra memiliki tim yang aktif mereview dari waktu ke waktu mengenai perkembangan bisnis. Ini menjadi masukan kepada manajemen untuk melihat arahan strategi kita ke depan.
"Astra tidak pernah tertutup dalam berbagai peluang untuk bisnis. Ini terus berkembang dan sustainable dalam jangka panjang," pungkas Tira.