Home Ekonomi Pasar Menguat, Saatnya Investasi Properti di Australia

Pasar Menguat, Saatnya Investasi Properti di Australia

Jakarta, gatra.net- Sales and Manager Director Crown Group Indonesia, Tyas Sudaryomo mengatakan bahwa kepercayaan pasar properti menguat pasca pandemi Covid-19. “Keyakinan pasar kembali menguat setelah melihat keberhasilan Australia dalam mengatasi pandemi Covid-19 yang menjadikan Australia menjadi salah satu negara terbaik dalam menangani pandemi ini,” ungkapnya dalam keterangan tertulisnya, Senin (26/4).

Hal lainnya, Tyas menyebut bahwa kebijakan dari pemerintah Australia salah satunya melalui Reserve Bank of Australia yang kembali memotong tingkat suku bunga perbankan. Sehingga menciptakan rekor suku bunga terendah dalam sejarah guna mendorong proses perbaikan ekonomi Australia.

“Sehingga banyak yang percaya bahwa proses perbaikan ekonomi dapat berjalan lebih cepat dari perkiraan awal,” papar Tyas.

Reserve Bank of Australia memproyeksikan pertumbuhan PDB di Australia sekitar 5% selama tahun 2021. Sementara Deloitte Access Economics memproyeksikan pertumbuhan PDB tahun 2021 sebesar 4,4%. “Berdasarkan asumsi bahwa pembatasan domestik secara bertahap berkurang saat vaksin diluncurkan dan perbatasan internasional dibuka kembali secara bertahap,” ungkap Tyas.

Ia melihat hal ini sebagai peluang untuk kembali berinvestasi di properti Australia. “Dan saya pikir, ini adalah waktu yang tepat bagi para investor luar negeri termasuk dari Indonesia untuk kembali masuk,” ia menegaskan.

Ekonom dari ANZ, salah satu bank terbesar di Australia memperkirakan terjadinya lonjakan harga di pasar real estate untuk tahun 2021. ANZ memperkirakan harga hunian akan tumbuh rata-rata sebesar 17% secara nasional pada akhir tahun akibat dari rendahnya suku bunga perbankan dan menguatnya permintaan.

Ekonom Felicity Emmet dan Adelaide Timbrell dalam catatan penelitiannya menjelaskan kombinasi dari permintaan yang kuat dan pasokan yang rendah mendorong harga naik dengan tajam. Pembiayaan perumahan juga telah meningkat 76% sejak titik terendah di bulan Mei.

"Investor telah kembali ke pasar, Auction Clearance Rates mendekati 80%, dan rumah tinggal diperkirakan mengalami kenaikan harga yang signifikan,” paparnya.

Emmett dan Timbrell juga mengungkapkan kota termahal di Australia, Sydney, siap untuk tumbuh sebesar 19%, sebuah langkah yang akan mendorong harga hunian rata-rata menjadi $1,3 juta. Yang lebih luar biasa adalah bahwa ANZ melihat harga hunian melonjak hampir dua digit di setiap pasar secara bersamaan.

Perth, yang selalu lesu selama bertahun-tahun, diperkirakan akan menyamai pertumbuhan Sydney sebesar 19% pada tahun 2021. Ini akan diikuti oleh Hobart dengan kenaikan harga hingga 18%.

Melbourne, Brisbane, Canberra dan Darwin semuanya diperkirakan tumbuh 16%, sementara Adelaide diperkirakan akan menempati peringkat kota paling rendah dengan 13%. Lonjakan harga seperti ini terakhir kali terjadi pada akhir tahun 1980-an, tepat sebelum Australia memasuki resesi besar terakhirnya.

Sementara menurut penelitian yang menggunakan analisis serupa dengan pemodelan skenario Reserve Bank of Australia, harga rumah akan naik 25% antara saat ini hingga akhir 2023.

179