Home Milenial Orientasi Siswa Berubah, Ogah Belajar Sampai Mau Kawin

Orientasi Siswa Berubah, Ogah Belajar Sampai Mau Kawin

Karanganyar, gatra.net - Terlalu lama tanpa pengawasan guru membuat peserta didik berubah orientasinya. Sebagian memilih bekerja dan meninggalkan pembelajarannya. Ada pula yang dinikahkan. Sebagian lain dikeluarkan dari sekolahnya. 
 
Hal itu disampaikan Bupati Karanganyar Juliyatmono kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (19/4). Ia mengetahui itu dari perbincangan para kepala sekolah SMP. 
 
"Terlalu lama belajar daring, anak-anak jadi seperti mengerjakan hanya memenuhi kewajiban akademis. Padahal sekolah tak sekadar cari nilai. Tapi belajar disiplin, bertanggung jawab, berkehidupan sosial dan sopan santun. Ini yang penting. Tak sedikit sekarang tak tahu tata krama," katanya. 
 
Imbas negatif tanpa pengawasan sekolah tersebut membuat dirinya prihatin. Apalagi, diantara mereka dikeluarkan dari sekolah karena tugas belajarnya diabaikan. Pihak sekolah mencoba menelusuri sampai ke keluarganya. Namun pihak keluarga juga seakan tak mau ambil pusing anaknya bersekolah atau di rumah. Menurut mereka, keduanya sama saja. 
 
"Bagi sebagian orangtua, anaknya malah disuruh membantu bekerja daripada hanya pegang ponsel setiap hari," katanya. 
 
Di masa pandemi yang menghalangi pembelajaran tatap muka, ketergantungan dengan gawai nirkabel kian tak dapat dicegah. Bagi orangtua yang kerepotan atau merasa anaknya sudah mentas, malah menikahkannya. 
 
Fenomena tersebut diakui Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Karanganyar, Nurini Retno Hartati. Ia sedang meminta klarifikasi dari para kepala sekolah perihal peserta didik dikeluarkan, bekerja dan menikah. Terutama jenjang SMP.
 
"Angkanya tidak terlalu banyak. Tapi perlu disikapi. Makanya kami sangat memohon ke pemerintah agar segera membuka PTM. Persiapannya dimatangkan seperti vaksinasi bagi guru," katanya. 
1137