Home Kesehatan Abai Prokes, Penumpang Garuda Indonesia Berang

Abai Prokes, Penumpang Garuda Indonesia Berang

Batam, gatra.net - Seorang  penumpang maskapai pesawat Garuda Indonesia bernama Venny Tresia mengeluhkan terjadinya kelonggaran penerapan protokol kesehatan (prokes) yang tak maksimal saat berada di dalam pesawat Garuda. 
 
"Setiap terbang saya selalu menggunakan Garuda. Saya bayar mahal, saya butuh kenyamanan dan keamanan yang pasti," katanya,  Jumat (16/04). 
 
Perempuan paruh baya ini menuturkan, ia kembali melakukan perjalanan dari Jakarta pada pukul 09.00 Wib dan tiba di Batam pukul 11.00 WIB pada 16 April 2021. Dua jam perjalanan di dalam pesawat, ia melihat pramugari tidak menjalankan prokes dengan benar. Misalnya, penumpang lain menggunakan masker tapi hanya disangkutkan di dagu, tidak adanya jarak antar penumpang pada saat turun maupun naik pesawat. 
 
"Penerbangan dua minggu sebelumnya, Batam ke Surabaya juga terjadi hal yang sama. Pramugari tidak ada yang mau menegur beberapa penumpang yang mengunakan masker di dagu. Karena kebetulan posisi saya dekat dengan salah satu penumpang tersebut, mau enggak mau saya yang negur," ujarnya  kesal. 
 
Di maskapai Garuda, status Vanny bukan penumpang sembarangan. Ia pemegang kartu Platinum - Elite Plus. Dalam menjalankan aktifitas pekerjaannya, Venny harus terbang antar kota dan provinsi di tanah air termasuk ke Batam dua minggu sekali. 
 
Bahkan, tambah warga Kemayoran, Jakarta ini, masker scuba yang saat ini tidak lagi dianjurkan untuk digunakan masih dipakai penumpang Garuda. Orang tersebut lolos saat masuk bandara dan melakukan perjalanan dalam pesawat. 
 
"Kalau kita naik Garuda akan diberikan makan dan minum. Saat diberikan ada anjuran dari petugas untuk tidak memakan dan minum saat dalam pesawat, kecuali penumpang yang harus memakan obat. Dalam benak saya, kalau gak boleh dimakan dan minum kenapa pada saat perjalanan penumpang dikasih? Kenapa tidak pada saat penumpang turun makan dan minuman baru diberikan," keluhnya. 
 
Yang disesalkan Venny, saat menegur pada manegement pada penerbangan dua minggu lalu ke pramugari dan manajer hal itu tidak berpengaruh. Buktinya, kata dia, kelonggaran prokes masih terjadi dan pramugari masih tetap tidak menegur penumpang yang tidak taat prokes.  
 
"Saya sampaikan hal ini sama sekali tidak ada maksud dan tujuan apapun. Yang saya harapkan adanya perubahan. Saat ini pemerintah dan instansi lainnya sedang berjuang agar penyebaran Covid-19 tidak meluas lagi. Jangan sampai karena kelalaian ini penyebaran Covid-19 kembali terjadi," tuturnya. 
 
Venny juga mengatakan dalam waktu dekat akan menyurati PT Garuda Indonesia. Hal ini perlu dilakukan sebagai wujud kekecewaan atas apa yang dialaminya. 
"Saat ini saya sampaikan langsung, dan dalam waktu dekat saya akan mensomasi Garuda. Hal ini saya rasa perlu saya lakukan agar kedepanya ada perubahan. Bukan hanya untuk saya, tapi seluruh masyarakat," ujarnya. 
 
Sementara itu, manajemen maskapai Garuda Indonesia, Syah Reza yang dikonfirmasi wartawan tidak bersedia mengomentari hal itu. Menurutnya ada porsi jabatan yang layak untuk berbicara kepada media, yakni jabatan Vice President Corporate Secretary. 
 
"Untuk hal itu saya tidak ada kewenangan, coba aja konfirmasi ke Vice President Corporate Secretary. Saya tidak bertanggungjawab untuk hal itu. Ya nanti saya carikan kontak yang bertanggungjawab," singkatnya.