Home Gaya Hidup Ada 4 dari 10 Perilaku Keuangan Orang Melenceng saat Puasa

Ada 4 dari 10 Perilaku Keuangan Orang Melenceng saat Puasa

Jakarta, gatra.net - Berdasarkan OVO Market Research Survey, Fakta Pengelolaan Keuangan Konsumen Indonesia Selama Ramadan menyebut sebanyak 6 dari 10 orang mengaku sulit mengatur keuangan selama Ramadan. Terlebih karena pandemi dimana kebutuhan cenderung lebih banyak.

Hal itu yang mendorong platform pembayaran digital dan layanan keuangan OVO kampanyekan #RaihIkhlas” untuk membantu penggunanya menjalani Ramadan lebih baik. Yakni melalui fitur-fitur layanan seperti pembayaran digital  termasuk juga fitur donasi, OVO | Proteksi dan OVO | Invest.

"OVO melalui kampanye #RaihIkhlas berupaya untuk mendukung masyarakat pada saat ini melalui kemudahan solusi pembayaran, investasi dan asuransi digital termasuk juga kemampuan untuk menyalurkan sedekah secara online,” ungkap Head of Corporate Communication OVO, Harumi Supit dalam konferensi pers virtualnya, Selasa (13/4).

Sebagai informasi, hasil survei perilaku masyarakat Indonesia terkait pengelolaan keuangan tersebut dilakukan pada 469 responden pengguna OVO di Jabodetabek dan non Jabodetabek.

Dimana 52% orang menggunakan dana darurat dari tabungan atau investasi guna memenuhi kebutuhan saat Ramadan. Bahkan 4 dari 10 orang melenceng jauh dari rencana awal terkait perencanaan keuangan saat Ramadan.

Sebanyak 43% orang menggunakan seluruh THR-nya untuk kebutuhan Ramadan dan Idul Fitri. Hanya 4 dari 10 orang yang menyimpan THRnya untuk tabungan jangka panjang.

Ada 50% orang akan tetap memberi THR meskipun tidak dapat bertemu saudara dan kerabat. THR tersebut akan dibagikan melalui transfer.

"Perencana Keuangan CFP®, Lolita Setyawati menuturkan bahwa dari survei menunjukkan mayoritas masyarakat sulit mengatur pengelolaan keuangan. "Kesalahan yang sering kali dilakukan saat Ramadan, antara lain tidak membuat perencanaan atau anggaran dan tidak mencatat pengeluaran," ungkapnya.

Adapun yang terjadi, lanjut dia, kondisinya malah
mudah tergoda “keinginan” dengan menggunakan sumber dana yang tidak sesuai peruntukkan, misal menggunakan Dana Darurat. "Berhutang demi gaya hidup Ramadan dan tidak membuat skala prioritas," ungkapnya.

Sementara saat Ramadan, masyarakat mempunyai beberapa kebutuhan tambahan ataupun pengeluaran khas Ramadan. Seperti biaya mudik, zakat, serta memberikan THR pada yang bekerja dengan kita. Juga memberikan bingkisan baik keluarga maupun kerabat.

"Banyak faktor yang membuat pengelolaan keuangan melenceng dan harus disiplin membagi antara pos penting, cukup penting dan tidak penting," pungkasnya.
Psikolog PGCertPT, Irma Gustiana A, S.Psi, M.Psi menjelaskan banyak persoalan bermunculan selama pandemi ini. "Bukan hanya masalah kesehatan, pandemi juga mengubah hampir seluruh lini kehidupan, termasuk perekonomian bahkan psikologis seseorang," katanya.

Berdasarkan data Lembaga Penelitian SurveyMeter, pada akhir Mei 2020 tingkat kecemasan dan depresi penduduk Indonesia pada masa pandemi meningkat. Sebanyak 55% mengalami gangguan kecemasan dan 58% mengalami gangguan depresi.

"Ketidak ikhlasan dalam menerima masalah, takdir, atau apa yang ada dalam hidup akan menghalangi kebahagiaan dan menurunkan kualitas hidup, baik fisik maupun mental," paparnya.

 

205