
Yogyakarta, gatra.net - Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Hadiwonoto, adik kandung Raja Keraton Yogyakarta, Sultan HB X, dikenal sebagai sosok pekerja keras. Hadiwinoto yang wafat pagi ini juga dinilai sangat dekat dengan keluarga.
Gusti Bendara Pangeran Harya (GBPH) Prabukusumo, saudara tiri dari almarhum, mengenang sosok Hadiwonoto dan menjelaskan kondisinya di usia senja.
"Beliau orangnya baik sekali. Sama adik-adiknya, dekat sama siapa saja. Gerah sepuh (sakit tua). Beberapa tahun terakhir fisiknya kurang fit," katanya, Rabu (31/3).
Melalui pesan WhatsApp kepada gatra.net, Prabukusumo menyebut waktu kecil Hadiwonoto sangat disayang oleh ibundanya, KRAY Hastungkoro. "Kangmas Hadiwonoto ini yang suka ndolani (mengajak bermain) saya waktu kecil. Kami dekat sekali," katanya.
Prabukusumo mengatakan, Hadiwonoto masih bekerja meski berusia senja. Ia aktif di Keraton Yogyakarta sebagai Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan Parastra Budaya dan Penghageng Tepas Panitikismo, lembaga yang mengurusi tanah keraton.
"Kinerjanya bagus. Tidak kenal lelah dan selalu koordinasi dengan pemerintah daerah. Naik ke mobil susah, jalan juga susah, tapi aktivitasnya masih tinggi," katanya.
Menurut Prabukusumo, Hadiwinoto masih bekerja di kantornya pada Senin (29/3) lalu. "Sampai di kantor sesak, kemudian manggil dokter. Dokter datang, (info dari dokter) ini jantung. Lalu memanggil ambulans, dibawa ke rumah sakit," katanya.
Prabukusumo mengatakan, jenazah almarhum disemayamkan di rumah pribadinya di Jalan Kenari Gang Tanjung VII No. 322 Muja Muju, Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Ia rencananya dimakamkan di kompleks pemakaman Kotagede pada Kamis (1/4). "Besok jam 10 pagi," katanya.
Budi Yuli, Ketua Tim Medis RSUP Sardjito yang menangani Hadiwonoto, mengatakan, almarhum meninggal pada usia 72 tahun. "Jadi beliau datang ke Sardjito pada Senin (29/3) pukul 14.00 ke IGD Sardjito rujukan dari RS PKU Gamping dengan diagnosis rujukan serangan jantung," katanya.
Budi mengatakan, kondisi Hadiwinoto menurun pada Rabu (31/3) pagi. "Tekanan darah turun walaipun sudah diberikan obat," katanya.
Budi berkata Hadiwinoto mengalami henti jantung pada pukul 07.25, Rabu (29/3) dan dinyatakan meninggal dunia pada pukul 08.20 WIB.
"Akibat penyakit yang mendasarinya yaitu serangan jantung, dan penyertanya gangguan ginjal. Penyebab kematian syok yang disebabkan karena jantung," ucapnya.