
Bantul, gatra.net - Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyatakan adanya kesalahpahaman terkait tudingan bahwa Dinkes DIY tak memprioritaskan kiai dan kalangan pesantren sebagai penerima vaksin Covid-19.
Sebelumnya anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari DIY, Hilmy Muhammad, melontarkan hal itu lantaran minimnya kiai di DIY yang menjalani vaksinasi.
Kepala Dinkes DIY Pembajun Setyaningastutie mengatakan telah berkoordinasi dengan Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) DIY untuk pendataan vaksinasi. Menurutnya, Kanwil Kemenag DIY hanya mengusulkan jumlah penerima vaksin di pesantren tanpa melampirkan rincian data.
"Kami sudah meminta Kanwil Agama. Mungkin miss saja. Jadi mereka mengusulkan sekian ribu. Kan saya tanya, ini siapa sekian ribu. Masyarakatnya, guru agama, atau tokoh agama? Kalau guru, masuk ke dalam (vaksinasi) guru," kata Pembajun di sela vaksinasi massal di Jogja Expo Center (JEC), Bantul, Senin (29/3).
Pembajun mengatakan data penerima vaksin akan mempermudah vaksinasi oleh petugas. Hal ini terlihat saat vaksinasi massal yang menyasar aparatur sipil negara (ASN).
"Data sudah disetor. Kalau sudah disetor, teman-teman (petugas) tinggal memasukkan ke aplikasi. Begitu sasaran atau peserta datang, tinggal dilayani," katanya.
Pembajun berkata vaksinasi akan terus dilakukan pada bulan Ramadan mendatang. Menurutnya, akan ada penyesuaian waktu untuk menghindari risiko saat vaksinasi digelar di bulan puasa.
"Pagi saja, setelah Zuhur tidak ada kegiatan. Kan menghindari hipoglikemi, kekurangan kadar gula. Kalau kurang, mudah pingsan," katanya.
Pembajun menyatakan tak menutup kemungkinan vaksinasi saat Ramadan digelar malam hari seusai berbuka puasa. "Kalau teman-teman (nakes) kalau malam, ya habis buka puasa," ucapnya.