Home Ekonomi Pendapatan Tak Tercapai, Target Pariwisata Direvisi

Pendapatan Tak Tercapai, Target Pariwisata Direvisi

Bantul, gatra.net - Dinas Pariwisata Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memutuskan merevisi pendapatan asli daerah (PAD) dalam APBD 2021 dari Rp24 miliar menjadi Rp14 miliar. Hal ini karena tak tercapainya target dalam dua bulan di awal tahun ini.
 
Dihubungi gatra.net pada Selasa (23/3), Kepala Dispar Bantul Kwintarto Heru Prabowo mengatakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) menjadi sebab utama penurunan pendapatan pariwisata.
 
"Tidak hanya karena alasan pendapatan dua bulan kemarin. Tidak terpenuhinya target pendapatan tahun lalu juga menjadi dasar alasan kami merevisi target," katanya.
 
Sebagai gambaran, pada Januari dan Februari lalu Dispar Bantul menargetkan mampu menyumbang Rp2 miliar pada PAD. Namun minimnya kunjungan wisatawan menjadikan target hanya terpenuhi Rp1 miliar.
 
"Bahkan pada Februari pendapatan di bawah Rp1 miliar. Inilah yang membuat kami mengusulkan revisi pendapatan di 2021 antara Rp12 miliar hingga Rp14 miliar," jelas Kwintarto.
 
Sebelumnya, pada 2020 Dispar Bantul juga menurunkan target pendapatan dari Rp30 miliar menjadi Rp21 miliar.
 
Soal refocusing APBD karena pandemi, Kwintarto mengatakan pihaknya juga merevisi anggaran belanja sebesar 5 persen dari Rp13,5 miliar yang diajukan.
 
Kepala Bidang Promosi Pariwisata Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Andrini Wiramawati menyatakan pihaknya hanya menargetkan kunjungan 1,1 juta wisatawan tahun ini.
 
Jika dibanding  tahun lalu, target tahun ini turun. Pada 2020 lalu sebanyak 1,3 juta orang yang terdiri dari 1,34 juta wisatawan lokal dan 40 ribu wisatawan mancanegara berkunjung ke Yogyakarta. 
 
"Karena masih pandemi, kami lebih banyak mengandalkan kunjungan dari wisatawan Nusantara dibandingkan mancanegara sebab belum ada penerbangan dari luar yang dibuka," katanya. 
 
Di Kota Yogyakarta, kebun binatang Gembira Loka, Keraton, Taman Pintar, dan kawasan Malioboro merupakan tujuan utama wisatawan. Tidak hanya itu, program tahunan seperti Wayang Jogja Carnival pada puncak Hari Ulang Tahun Kota Yogyakarta pada 7 Oktober juga dinilai menjadi daya tarik wisatawan.
 
Andrini mengatakan turis mancanegara berasal dari Malaysia 16,14%, Cina 10,18%, dan  Singapura 9,12%. Sedangkan wisatawan domestik pada Januari lalu paling banyak dari Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
 
"Meski objek sudah kami buka lebar-lebar untuk kunjungan wisatawan, penerapan protokol kesehatan tetap paling utama diterapkan," jelasnya.
200