
Purwokerto, gatra.net - Seorang warga lansia dilaporkan meninggal beberapa jam setelah menerima vaksin Sinovac, di Puskesmas Banyumas, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin (8/3).
Almarhumah diketahui memiliki riwayat sejumlah penyakit berat.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, Sadiyanto membenarkan informasi tersebut. Namun, pihaknya masih menunggu diagnosis dan rekomendasi dari tim Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) soal kepastian penyebab kematiannya.
"Yang jelas bukan karena vaksin ya. Karena kejadian koinsiden (tidak berhubungan), secara bersamaan. Untuk menyampaikan hasil diagnosanya, saya harus menunggu rekomendasi dulu dari Tim KIPI. Apakah akibat dari vaksin, apakah memang karena ada penyakit lain yang terjadi pada saat telah pasien divaksin," katanya saat dihubungi, Selasa (9/3) malam.
Dia menjelaskan, lansia bernama S mengikuti vaksinasi di Puskesmas Banyumas. Berdasarkan skrining sebelum disuntik vaksin, yang bersangkutan tidak mengalami kesulitan saat menaiki lebih dari 10 anak tangga, tidak sering merasa kelelahan, tidak memiliki lebih dari 5 penyakit berat, tidak kesulitan berjalan, serta tidak mengalami penurunan berat badan.
Hasil kesimpulannya, yang bersangkutan layak mendapatkan vaksinasi.
Begitu pula dari hasil observasi pasca vaksinasi selama 30 menit. Lansia tersebut tidak mengalami keluhan apapun. Namun, yang bersangkutan memiliki riwayat penyakit berat yakni diabetes melitus dan hipertensi.
"Saya cek ke Puskesmas Banyumas yang melaksanakan vaksin, skriningnya bagus, tidak ada keluhan, memang pernah ada penyakit vaskuler (hipertensi). Tapi saat skrining normal. Artinya, memang memenuhi syarat untuk divaksin,” katanya.
Setelah diobservasi 30 menit juga dilaporkan normal-normal saja.
“Kemudian melakukan aktivitas seperti biasa, orang di desa kan ada salat, ke mushala. Informasi yang saya dapat, sekitar jam 18.00, dari Puskesmas dan keluarganya, tahu-tahu yang bersangkutan sudah duduk di lantai. Lemas dan dibawa ke rumah sakit, kemudian meninggal jam 19.00. Sudah ditangani tim dokter rumah sakit," urainya.
Sadiyanto menambahkan, sasaran vaksinasi untuk lansia ini sebanyak 10.000 orang. Jumlah tersebut kurang dari total lansia di Banyumas yang berjumlah lebih dari 260.000 orang.
Sementara itu, Bupati Banyumas, Achmad Husein, mengatakan lansia meninggal bukan karena vaksin, melainkan dugaan terserang stroke non haemoragik.
“Ada satu yang sakit, meninggal. Setelah meninggal, bukan karena vaksin tapi karena stroke non haemoragik. Hari (Senin) itu, ada 2.500 lansia yang divaksin. Kondisi kesehatan yang lebih buruk dari almarhumah malah ada lebih dari 1.000 orang. Sampai dengan sekarang sehat-sehat saja," kata Husein melalui aplikasi pesan, Selasa (9/3).