Home Info Sawit Dari 'Berles' Menggenjot 'Cuan'

Dari 'Berles' Menggenjot 'Cuan'

Pekanbaru, gatra.net - Orang Riau boleh lah berbangga lantaran sekitar 10 tahun lalu benih kelapa sawit asli daerahnya sudah terbang kemana-mana, khususnya di Indonesia.

Benih berkecambah yang diproduksi oleh Dami Mas Sejahetera, anak perusahaan PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (PT SMART Tbk) itu, berasal dari hamparan lahan seluas 150 hektar di kawasan Desa Beringin Lestari (Berles) Kecamatan Tapung Hilir, Kabupaten Kampar, Riau.

Sampai tahun lalu, sudah ada sekitar 186 juta benih yang tersalur dari sana. Jumlah benih ini setara dengan suplay bibit untuk lahan seluas 932 ribu hektar.

Saat berbincang dengan gatra.net, General Manager (GM) Inti Kampar SMART, Abdillah Sotlihin cerita, selain untuk kepentingan internal perusahaan, benih itu juga untuk plasma dan kebun-kebun mitra Sinar Mas yang notabene petani sawit swadaya yang ada di Indonesia.

Bibit Damimas kata lelaki 53 tahun ini adalah hasil pemuliaan benih dari kecambah unggul bersertifikat yang dijamin keasliannya.

Baca juga: Dua Jam di Pembibitan Sinarmas, Ini kata Stafsus Wapres

"Produksinya jauh lebih tinggi ketimbang jenis lain. Berbuah lebih cepat. Kalau dari awal dirawat bagus, bulan ke 24-25 sudah panen dengan Berat Janjangan Rerata (BJR) antara 3,5 kilogram-4 kilogram," urai ayah dua anak ini.

Abdillah kemudian mengingatkan kalau umur tanam bibit yang ada di pembibitan sebaiknya pada umur 12-13 bulan. "Kalau pola semacam ini dilakukan, maka umur 24-25 bulan setelah bibit ditanam, tanaman ini sudah berbuah," ujarnya.

Di tahun pertama atau Tanaman Menghasilkan (TM)-1, satu hektar kebun sudah menghasilkan sekitar 10 ton Tandan Buah Segar (TBS).

"Tahun ke-2 atau TM-2 naik menjadi 15 ton TBS perhektar," Abdillah merinci.

Kalau umur bibit di pembibitan baru ditanam setelah 18 bulan, baru akan panen setelah 31-40 bulan umur tanam.

"Soalnya di umur bibit segitu, daunnya mesti dipangkas dulu baru ditanam. Butuh lebih dari 6 bulan kelapa sawit itu merecovery diri supaya berdaun normal lagi. Itulah makanya berbuahnya lambat," katanya.

Untuk itu pesan Abdillah, petani plasma atau petani swadaya baik yang ikut program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), sebaiknya benar-benar cermat memperhitungkan kesiapan lahan dengan umur bibit yang akan ditanam. "Soalnya ada juga petani, bibitnya sudah siap tanam, tapi lahannya belum ready," ujarnya.

Damimas sendiri kata Abdillah ada beberapa varian, mulai dari Damimas reguler, Damimas MTG atau Moderat Tahan Ganoderma, hingga bibit klonal.

Sementara Eka-1 dan Eka-2 yang dihadirkan sejak 2017 lalu adalah bibit klonal dari kultur jaringan yang di kembangan SMARTRI dan SMART Biotechnology Centre.

Benih ini diyakini mampu berporduksi tinggi, sebab Sinarmas sudah bertekat menggenjot produksi tanpa harus memperluas lahan kebun lagi.

Dua hari lalu, 55 alumni pesantren dan pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) diboyong DPP Apkasindo ke lokasi pembibitan Sinarmas di Kijang Estate. Mereka ditemani Ketua Umum DPP Apkasindo, Gulat Medali Emas Manurung, Stafsus Wapres yang juga Ketua Harian PBNU, KH. Imam aziz, Staf Ahli kementan, Syaiful Bahri, hingga Asisten Stafsus Wapres, Tri Chandra. 

Kepada para alumni santri dan pengurus Ponpes itu, Abdillah cerita komplit gimana mempersiapkan kecambah yang baik untuk dijadikan bibit. Gimana perawatan bibit hingga penanaman juga diberi tahu. Sebab tetamu itu datang memang untuk praktek lapangan pembibitan, sebagai bagian akhir dari kegiatan mereka; workshop santripreneur.   


Abdul Aziz

407