
Jakarta, Gatra.com- Kekurangan gizi di usia remaja masih terjadi, diantaranya anemia. Direktur Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan, DR Dhian P Dipo MA mengatakan, upaya mencegah anemia erat kaitannya dengan asupan makanan yang dikonsumsi setiap hari.
Dhian menyebut kecenderungan yang ada adalah meningkatnya konsumsi makanan berisiko kesehatan, seperti makanan tinggi gula, garam dan lemak. "Kondisi ini memperlihatkan bahwa konsumsi harian kita masih belum bergizi seimbang," kata Dhian dalam Webinar dengan tema "Remaja Sehat Bebas Anemia 'Cermati pilihan panganmu untuk penuhi gizi seimbangmu" dalam rangka Hari Gizi Nasional (HGN) ke-61, Jumat (26/2).
Hanya 1 dari 10 orang penduduk Indonesia yang cukup konsumsi sayur dan buahnya. "Buah dan sayur memberikan sumbangan vitamin dan mineral yang penting untuk kelancaran fungsi tubuh, menjaga imunitas dan tentunya juga menjaga tubuh tetap sehat bebas anemia," ungkap Dhian.
Dhian menambahkan, konsumsi gizi seimbang yang divisualisasikan dengan isi piringku setiap kali makan bila diterapkan dengan benar dapat memenuhi kebutuhan untuk hidup sehat. Konsumsi gizi seimbang dengan minum tablet tambah darah (TTD) 1 kali seminggu terutama pada remaja puteri dapat mencegah terjadinya anemia.
Menurut Dhian, saat ini masih terdapat tantangan terkait pola konsumsi masyarakat. Namun, sudah banyak potensi baik yang sudah dan terus dijalankan para remaja melalui pendidikan program gizi di sekolah dan di masyarakat.

Perekayasa Pusat Teknologi Agroindustri Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Dr Noer Laily menyatakan lebih dari 50% kasus anemia disebabkan karena rendahnya daya serap zat besi. Menurutnya, remaja mengalami masalah gizi mikronutrien karena sejumlah faktor, yakni minimnya kesadaran akan pemenuhan gizi pada remaja putri.
"Juga masih kurangnya kesadaran untuk mengadopsi pola makanan gizi seimbang, rendahnya konsumsi buah dan sayur. Serta belum terpenuhinya kecukupan protein hewani, dan kurang aktivitas fisik," pungkasnya.
Dosen Departemen Gizi Masyarakat IPB University, Prof Dr Ir Dodik Briawan menjelaskan pentingnya gizi seimbang bagi remaja dan manfaat protein untuk perkembangan dan daya tahan tubuh. Dalam paparannya, Dodik menyatakan gizi seimbang diwujudkan dengan slogan Kemenkes "Isi Piringku".
"Dilihat porsi agar seimbang antara kebutuhan dan yang dimakan. Isi piringku dengan lauk pauk sepertiga dari setengah piring, karbohidrat dua pertiga dari setengah piring, buah-buahan sepertiga dari setengah piring, sayuran dua pertiga dari setengah piring," ujar Dodik.
Program Manager Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN) Eny Kurnia memiliki cara tersendiri untuk menyosialisasikan pangan sehat. GAIN memiliki program "Saya Pemberani" yang melibatkan anak muda sejak 2019 sampai 2020. Melalui program ini, GAIN mendapatkan ide-ide kreatif dari anak muda untuk gizi pangan yang baik untuk promosi gizi seimbang.
GAIN juga menginisiasi "Pelajar Peduli Gizi". Dua pelajar peduli gizi Dini Novita dan Defi Dina dari SMPN 5 Tanggul, Kabupaten Jember, Jawa Timur, berhasil membuat komunitas untuk mengedukasi para remaja mengenai makanan yang bergizi dan aman.