
Jakarta, gatra.net – Ketua Dewan Pembina Aksi Cepat Tanggap (ACT), Ahyudin, mengungkapkan, persoalan pangan merupakan masalah mendasar dan terjadi dari hulu hingga hilir di sejumlah negara, tak terkecuali Indonesia.
Ahyudin dalam keterangan tertulis yang diterima gatra.net pada Rabu (24/2), mengungkapkan, berdasarkan indeks keberlanjutan pangan keluaran The Economist Intelligence Unit 2020, Indonesia berada di bawah Ethiopia dan Zimbabwe.
Menurutnya, hal serupa terjadi pada indeks kelaparan global 2020. Indonesia tercatat meraih skor 19,1, jauh di bawah Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Filipina. Rangkaian fakta ini membawa Indonesia pada ancaman kerawanan pangan.
Bahkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa petani yang betugas memproduksi pangan, ternyata sebanyak 46,3% rumah tangga dari kalangan sektor ini menyumbang angka kemiskinan pada 2021.
Berbagai persoalan pangan dari hulu hingga hilir tersebut mendorong ACT untuk bergerak lebih total dalam memulihkan kondisi itu. ACT dan Global Wakaf pun menggelar gerakan Sedekah Pangan Nasional untuk menciptakan ketahanan serta kedaulatan pangan bangsa.
Ahyudin mengungkapkan, pihaknya meluncurkan gerakan Sedekah Pangan Nasional tersebut di Waqf Distribution Center (WDC) di Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat (Jabar).
Sedekah, terang Ahyudin, menjadi komponen utama dalam gerakan tersebut. Sedekah tak hanya menjadi solusi permasalahan kehidupan, termasuk permasalahan pangan.
"Sedekah di tengah masyarakat kita identik dengan hal yang kecil. Padahal sesungguhnya, sedekah merupakan solusi besar, modal membangun peradaban," ujarnya.
Menurut Ahyudin, sedekah merupakan ‘obat’ yang luar biasa. Oleh karena itu, ACT kembali menghadirkan gerakan agar peradaban dunia lebih baik. "Kali ini kami menghadirkan Gerakan Sedekah Pangan Nasional," ucapnya.
Sementara itu, Presiden ACT, Ibnu Khajar, menekankan, pangan menjadi fokus utama gerakan tersebut mengingat pangan merupakan salah satu sumber kehidupan.
"Bahkan Allah selalu menyerukan besarnya pahala tentang memberi pangan ke orang lain," katanya.
Maka dari itu, ACT salah satu fokusnya ialah pemenuhan pangan bagi masyarakat yang membutuhkan, mulai dari produsen pangan hingga konsumen pangan.
"Gerakan Sedekah Pangan Nasional diharapkan menjadi salah satu langkah mewujudkan ketahanan dan kedaulatan pangan," ujar Ibnu.
ACT bersama Global Wakaf membangun ekosistem pangan dari hulu ke hilir. Wakaf akan memainkan peranan besar dalam Gerakan Sedekah Pangan Nasional ini, yakni mengoptimalkan program-program pendukung para produsen pangan.
Wakaf Distribution Center, yang menampung suplai pangan dari para petani binaan serta donatur, pun menjadi penyambung dari produsen pangan kepada warga prasejahtera yang membutuhkan pangan.
"Dari sini terlihat bagaimana wakaf jadi solusi atas segala permasalahan masyarakat, khususnya kemiskinan dan kerawanan pangan yang menjadi masalah laten," kata N. Imam Akbari, Presiden Global Wakaf-ACT.
Menurut Imam, produk-produk hasil pengelolaan dana wakaf akan disalurkan kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan. Contohnya saja Beras Wakaf dan Air Minum Wakaf," ungkapnya.
Produk-produk tersebut juga digunakan dalam sejumlah program pangan ACT di sektor hilir yang manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat. Misalnya saja Humanity Care Line, Humanity Rice Truck, Humanity Food Truck, Operasi Beras Gratis, dan Operasi Makan Gratis.
Gerakan Sedekah Pangan Nasional diharapkan menjadi salah satu langkah mewujudkan ketahanan dan kedaulatan pangan. Pangan yang tercukupi dari hulu ke hilir, insyaallah akan mengantarkan bangsa ini menjadi bangsa produsen pangan.
Dengan demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa suatu saat, masyarakat Indonesia mampu mewujudkan peradaban pangan yang baik. "Bismillah bersama-sama kita targetkan 50 juta penerima manfaat, 5 juta donatur, dan 1 juta relawan terlibat dalam gerakan masif multimanfaat dari Gerakan Sedekah Pangan Nasional," ujanya.
Ia mengungkapkan, gerakan ini terbuka untuk umum. Setiap orang, artis atau selebritis, tokoh, ulama, masjid, sekolah, perguruan tinggi, komunitas, perusahaan, dan setiap entitas apapun yang memiliki rasa kemanusiaan dan kepedulian terhadap kondisi bangsa dan masyarakat Indonesia.