Home Ekonomi Para Pedagang di NTT Sudah Mengggunakan QRIS Dalam Transaksi

Para Pedagang di NTT Sudah Mengggunakan QRIS Dalam Transaksi

Kupang, gatra.net- Para pedagang di Provinsi NTT sudah menggunakan QRIS dalam transaksi jual beli. Potensi peningkatan jumlah pedagang yang menggunakan QRIS, melakukan pembayaran non tunai ini cukup besar.

 

“Jika dilihat dari total jumlah pedagang pasar dan UMKM di Provinsi NTT saat ini para pedagang sudah mulai menggunakanQRIS. Jumlahnya saat ini ada 32.211 pedagang ,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja saat melakukan sosialisasi QRIS di Kabupaten Lembata secara virtual ( 20/2).

Kegiatan sosialisasi QRIS di Lembata ini dibuka melalui Zomm oleh Anggota Komisi XI DPR RI, Ahmad Yohan, dikuti masyarakat Lembata. Selain tiu ada sejumlah media pilihan Bank Indonesia Perwakilan NTT, termasuk gatra.net.

Sejak QRIS diluncurkan jelas I Nyoman Ariawan Atmaja berbagai kemajuan cukup pesat telah dicapai. Sampai dengan saat ini terdapat 48 penyelenggara berijin untuk menyelenggarakan QRIS dari Bank Indonesia.

“ Hingga 11 Februari 2021, merchant yang sudah terdaftar dan memasang QRIS mencapai 6,2juta merchant di seluruh Indonesia. Di Provinsi NTT, sebanyak 32.211pedagang sudah terdaftar dan menggunakan QRIS. Sebanyak 391 pedagang diantaranya berlokasi di Kabupaten Lembata ,” jelas I Nyoman Ariawan Atmaja

Dalam situasi pandemi Covid-19 saat ini kata I Nyoman Ariawan Atmaja kebutuhan untuk digitalisasi semakin meningkat. Jadi mau tidak mau, harus terbiasa menggunakan teknologi termasuk dalam hal bertransaksi.

“ Adanya potensi penyebaran virus melalui uang tunai menyebabkan semakin banyak yang meninggalkan uang tunai sebagai alat pembayaran. Mereka memilih bertransaksi secara non tunai ,” kata I Nyoman Ariawan Atmaja.

I Nyoman Ariawan Atmaja, mengatakan, Pembatasan aktifitas ekonomi dan penerapan social distancing perlu dijawab dengan inovasi. Dengan demikian kegiatan ekonomi dapat tetap berjalan dengan baik. Ini sebagai supaya untuk mendorong dan meningkatkan inisiasi digitalisasi di daerah.

Salah satu keunggulan transaksi menggunakan QRIS ungkap I Nyoman Ariawan Atmaja, adalah dapat menghubungkan dengan mudah transaksi antar aplikasi,baik bank ataupun non-bank, termasuk bank-bankdi daerah. Dengan QRIS, dapat mendorong kemajuan sektor perdagangan khususnya di pasar tradisional serta UMKMdan tentunya akan mempercepat akses keuangan bagi pelaku usaha sehingga memperluas inklusi ekonomi dan keuangan.

“Keuntungan lainnya, pedagang tidakkesulitan lagi dalam menyediakan uang kecil untuk kembalian dan menghilangkan potensi kerugian akibat penerimaan pembayaran menggunakan uang palsu ,” katanya.

Sementara Anggota Komisi XI DPR RI, Ahmad Yohan mengucapkan terimakasih kepada BI NTT yang telah melakukan sosialisasi QRIS di Lembata. Sebagai Anggota Komisi XI DPR RI dari Dapil NTT 1 berharap agar masyarakat bisa lebih akrab dengan sistem pembayaran non tunai.

“Terimakasih kepada Perwakilan Bank Indonesia NTT yang sudah lakukan sosialisasi di Lembata. Itu Dapil saya. Kedepan kita berharap masyarakat sudah lebih akrab dengan transasksi non tunai. Karena itu kita minta kepada Menteri Komunikasi dan Informatika juga memperhatikan jaingan internet di NTT supaya proses pembayaran non tunai bisa berjalan lancar,” kata Ahmad Yohan.

Dulu kata Ahmad Yohan, orang akan sangat senang dan bangga bila menyimpan uang yang banyak di rumah. Kebiasaan itu suah mengalami pergerseran dengan perkembangan teknologi termasuk dalam teknologi transaksi keuangan.

“Dulu orang bangga sekali kalau dompetnya tebal dengan uang. Itu seperti hebat sekali. Seiring waktu, orang tidak lagi gunakan uang tunai tapi cukup gesek kartu saja. Namun sekarang tidak perlu gesek kartu lagi. cukup dengan scan barcode saja, kita sudah bisa bertransaksi dimana saja ,” jelas Ahmad Yohan.

1130