
Semarang, gatra.net - Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Tengah menyebutkan sejak dilakukan vaksinasi Covid-19, tidak ada kasus tenaga kesehatan (nakes) meninggal terpapar virus tersebut.
Kepala Dinkes Jawa Tengah (Jateng) dr. Yulianto Prabowo menyatakan, jumlah kasus naker terpapar Covid-19 mengalami penurunan dratis. Bila sebelum dilakukan vaksinasi Covid-19 pada 14 Januari 2021 nakes di Jateng terkonfirmasi positif virus tersebut rata-rata antara 250-300 orang per minggu, saat ini hanya 27 orang per minggu.
“Sudah dua minggu terakhir juga tak ada nakes yang meninggal. Akibat Covid-19. Biasanya selalu ada setiap minggu. Semoga tren bagus ini terus berlangsung,” katanya di Semarang, Senin (15/2).
Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 terhadap nakes di Jateng lanjut Yulianto tinggal 15% dari sebanyak 31.255 orang nakes penerima suntikan vaksin. Nakes yang belum mendapatkan vaksin itu antara lain karena lansia, mempunyai komorbid seperti hipertensi, diabetes, penyintas Covid-19, dan lainnya,
Menurut Yulianto, dengan adanya kebijakan baru pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dari pemerintah pusat yakni dapat diberikan pada kelompok usia 60 tahun ke atas, komorbid, penyintas Covid-19, dan ibu menyusui dengan terlebih dahulu dilakukan anamnesa tambahan.
Bagi komorbid dengan hipertensi dapat divaksinasi kecuali jika tekanan darahnya di atas 180/110 MmHg, dan pengukuran tekanan darah sebaiknya dilakukan sebelum meja skrining. Sedangkan bagi komorbid penderita diabetes tetap dapat divaksinasi sepanjang belum ada komplikasi akut, demikian pula bagi penyintas kanker dapat tetap diberikan vaksin. “Dengan ada kebijakan baru ini, diharapkan akan semakin banyak nakes yang menjalani vaksin,” ujarnya.
Pada kesempatan itu Yulianto menyatakan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 kedua Jateng telah mencapai 69%, merupakan tertinggi se-Indonesia. Rata-rata provinsi lainnya masih 29%. “Ada lima kabupaten dan kota di Jateng yang termasuk tinggi penyuntikan vaksinya yakni Kabupaten Wonosobo, Kota Pekalongan, Kabupaten Boyolali, Kota Salatiga, dan Kabupaten Semarang sudah di atas 60 persen. Masih rendah Kabupaten Sukoharjo 41,6 persen,” ujar Yulianto.