
Jakarta, gatra.net - Penyaluran Program Pemulihan Ekonomi Nasional sudah dimulai sejak tahun lalu di mana PEN ini diharapkan mampu mendongkrak ekonomi akibat pandemi Covid-19. Bank Mandiri sendiri, mengklaim telah merealisasi kredit sebesar Rp66,6 triliun.
"Untuk program PEN sendiri, Bank Mandiri di sini mencatatkan terus bisa melihat momentum untuk pemulihan ekonomi nasional antara lain, aktivitas penyaluran kredit PEN sebesar Rp 66,6 triliun kepada lebih dari 268 ribu debitur," ujar Direktur Utama (Dirut) Bank Mandiri Darmawan Junaidi saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi XI DPR RI, Jakarta, Kamis (4/2).
"Jadi secara garia besarnya, wilayah Sumatera kita cairkan jumlahnya Rp12,6 triliun atau 19% jumlah proporsional dengan jumlah debitur sekitar 57.210. Di pulau Jawa pencairan ada sekitar Rp 42,9 triliun," ungkap Darnawan.
Dalam perinciannya, kredit PEN dari Bank Mandiri paling banyak disalurkan ke wilayah Jawa yaitu mencapai Rp 42,9 triliun atau 64% dari total kredit PEN yang disalurkan kepada 162.948 debitur (61%). Sementara itu yang paling kecil kepada Papua dengan Rp 0,8 triliun (1%) kepada 2.989 debitur (1%).
Wilayah lain yang dijelaskan dihadapan Komisi XI antara lain, Sumatera dengan Rp 12,6 triliun (19%) kepada 57.210 debitur (21%), Kalimantan sebesar Rp 4,7 triliun (7%) kepada 15.640 debitur (6%), Sulawesi dan Malulu mencapai Rp 3,6 triliun (5%) kepada 18.904 debitur (7%), Bali dan Nusa Tenggara mencapai Rp 2,1 triliun (3%) kepada 11.168 debitur (4%).
Dana-dana tersebut, masuk ke beberapa sektor. Sektor tersebut yait sektor perdagangan sebesar Rp 23,4 triliun, lalu Rp 16,5 triliun untuk sektor pengolahan, sektor pertanian dan kehutanan sejumlah Rp 8,5 triliun, Rp 4,5 triliun untuk sektor konstruksi dan dan untuk sektor lainnya sebesar Rp 13,7 triliun.
"Jadi ini memang sebaran atau concern dari terkait dengan pertanyaan bagaimana pengelolaan PEN," pungkasnya.