
Jakarta, gatra.net - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan terus ini melakukan promosi serta sosialisasi terhadap program Fast Track SMK-D2 dan peningkatan program D3 menjadi D4. Hal ini sebagai langkah Kemendikbud dalam menyiapkan percepatan daya serap lulusan ke Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).
Disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud, Wikan Sakarinto, promosi dan sosialisasi harus makin aktif dilakukan agar pihak DUDI dapat melihat secara langsung perkembangan pendidikan vokasi saat ini. Hal itu diyakini Wikan, yang akan membuat ketertarikan DUDI untuk menjalin kerja sama dengan pendidikan vokasi makin tumbuh.
Dalam wacana tersebut, Wikan mengaku bakal mengundang 300 perusahaan besar Indonesia untuk melihat program unggulan vokasi pada tahun ini.
"Bulan depan kita akan undang 300 perusahaan besar Indonesia. BUMN, swasta, negeri kita undang mau kita promosikan D2, D4, D2 Fast Track dan SMK. Langkah ini merupakan upaya menjalin kolaborasi yang erat antara pendidikan vokasi DUDI," kata Wikan dalam Rapat Koordinasi dan Kick Off Program Ditjen Pendidikan Vokasi secara daring, Kamis (4/2).
Program ini, lanjut Wikan, juga masuk dalam salah satu prioritas utama Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud di tahun 2021. Menurutnya, skema ini akan meningkatkan kapasitas lulusan baik pendidikan vokasi mulai dari tingkat teknisi, sampai pada tingkat lulusan sarjana terapan. Akan tetapi, Wikan menekankan bahwa khusus untuk program pengembangan D3 Menjadi D4, hal itu bersifat tidak wajib, atau diserahkan sesuai kemampuan SMK atau perguruan tinggi vokasi masing-masing. "Silakan putuskan, tapi kami kebijakannya untuk ke depannya akan fokus pada D4," ungkap Wikan.
Terakhir, Wikan pun berharap program yang digagasnya kali ini dapat membuat lulusan vokasi memiliki kompetensi yang dibutuhkan DUDI. Bahkan, Wikan memandang, lulusan vokasi juga sejatinya mampu menghasilkan produk mandiri yang dapat dihilirisasi lewat industri dan dipasarkan ke masyarakat.
"Mari kita sama-sana buktikan bahwa tidak hanya menciptakan lulusan yang kompeten tapi juga produk-produk yang akan menurunkan kadar impor dari produk luar negeri," pungkasnya.