Yogyakarta, gatra.net - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan terdapat salah input atas data kematian pasien positif Covid-19 di DIY sehingga data kematian pasien positif Covid-19 disebut tujuh kali lebih besar dari data resmi pemda.

Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan Covid-19 Berty Murtiningsih menyatakan data di laporan harian tidak tepat. “Ada kabupaten yang menginput data di laphar (laporan harian) yang seharusnya data harian, tetapi yang dilaporkan data kumulatif,” ujar Berty, secara tertulis, Selasa (12/1).

Hal ini merespons temuan media Narasi yang menyebut terdapat 1.973 kematian atas pasien positif Covid-19 di DIY hingga 31 Desember 2020 atau tujuh kali lebih besar dari data resmi Pemda DIY seperti ditayangkan di youtu.be/3Yli2_Inv7M.

Data itu disebut sebagai ‘bocoran’ di Sistem Laporan Harian (Silaphar) Covid-19 dari Kementerian Kesehatan yang dapat diakses secara terbuka di sites.google.com/view/laporancovid19online/penyajian-laporan/di-yogyakarta?authuser=0.

Adapun data resmi Pemda DIY menyatakan 260 pasien positif Covid-19 meninggal hingga 31 Desember. Berty menyatakan pendataan di Sistem Laporan Harian tersebut keliru. “Sudah kita verifikasi dengan kabupaten kota dan akan dilakukan perbaikan,” kata dia.

Hingga Selasa, kasus terkonfirmasi Covid-19 di DIY bertambah 268 kasus dari 1.012 orang yang dites PCR. Dengan data ini, total kasus terkonfirmasi positif menjadi 15.482 kasus. “Penambahan kasus meninggal sebanyak 3 kasus, sehingga total kasus meninggal menjadi 336 kasus,” kata dia.

Selain itu, 150 orang penderita Covid-19 dinyatakan sembuh, sehingga total sembuh menjadi 10.241 kasus. Alhasil, ada 4.905 kasus aktif atau pasien Covid-19 yang belum sembuh yang dirawat di rumah sakit dan shelter atau menjalani isolasi mandiri.

Hingga kini, Berty menyatakan 675 tempat tidur di 27 RS rujukan Covid-19 di DIY telah digunakan dan tersisa hanya 53 tempat tidur.