Home Laporan Khusus Berbuat Jahat Lewat Cat

Berbuat Jahat Lewat Cat

Mahalnya harga cabai membuat sejumlah pihak memanfaatkannya untuk berbuat jahat. Semuanya demi keuntungan pribadi. Butuh tindakan tegas agar masyarakat tidak dirugikan. Mohon maaf saja tidak cukup.

 

Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) menemukan cabai rawit yang diduga dicat warna merah di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Antara lain di Pasar Wage Purwokerto, Pasar Cermai Baturraden, dan Pasar Kemukusan Sumbang.

BPOM menyatakan, cabai rawit itu diolesi pewarna yang diduga bukan dari pewarna makanan (merah). Dugaan tersebut, juga diperkuat karena pewarna tersebut tidak bisa larut dalam air dan alkohol.

"Sehingga penampakannya seperti cat kayu. Untuk kandungan kimianya belum dapat kami ketahui. Kami akan berkoordinasi dengan kepolisian untuk melakukan uji laboratorium," ujar Kepala Kantor POM Banyumas Suliyanto.

Suliyanto mengatakan, petugas menemukan cabai dengan pewarna itu di lima lapak pedagang yang tersebar di tiga pasar. "Kalau dilihat fisiknya ini bentuknya seperti cat, karena kalau pakai pewarna makanan akan sangat sulit menempel. Ini jelas bukan pewarna makanan," jelas Suliyanto.

Kepala UPTD Pasar Wilayah 1 Purwokerto Arif Budiman mengatakan, cabai tersebut dicampur dengan cabai merah yang asli. Diperkirakan dalam satu kardus berisi 1-3 kilogram cabai berpewarna. "Ini kan tercampur dengan cabai merah yang asli. Dari satu kardus itu ada 1 sampai 3 kilogram yang sudah beredar," jelasnya.

Setelah ada temuan itu, katanya, sisa cabai di tangan pedagang telah ditarik oleh pemasok. Di Pasar Wage Purwokerto juga sudah dilakukan pengecekan.

Sementara itu, dalam waktu cepat, polisi berhasil menangkap BN (35) warga Desa Nampirejo, Kecamatan/Kabupaten Temanggung. Kapolres Temanggung AKBP Benny Setyowadi mengatakan, setelah viral video dari Banyumas yang menyatakan bahwa cabai tersebut berasal dari Temanggung, pihaknya bergerak cepat melakukan penyelidikan. Upaya anggota Satreskrim pun membuahkan hasil dengan ditangkapnya BN.

Pelaku diamankan beserta barang bukti cabai yang telah dicampur pewarna dan dua pylox atau cat semprot dari tangan terduga "Pelaku mencampur cabai rawit hijau dengan cabai rawit merah, di mana yang warna hijau disemprot dengan cat hingga berwarna merah. Sementara ini motif pelaku adalah ekonomi, sebab cabai berwarna merah harganya lebih mahal. Ini masih penyidikan awal terduga baru kita amankan dan masih akan kita dalami," ujarnya.

Benny menegaskan gelar ini dilakukan lebih cepat agar masyarakat tidak panik dan gaduh. Lebih dari itu supaya masyarakat lebih waspada jika membeli cabai, sebab dalam beberapa hari terakhir viral adanya peredaran cabai yang tidak memenuhi standar kesehatan, lantaran diberi pewarna di mana bahan yang digunakan bukan pewarna makanan.

Kepala Desa Nampirejo, Kecamatan Temanggung, Temanggung, Panut Sudarno meminta maaf. Pasalnya, kejadian tersebut sempat menghebohkan masyarakat di Kabupaten Banyumas. "Saya meminta maaf kepada Bupati Banyumas, jajaran pemerintah kabupaten, Kapolresta Banyumas dan jajarannya serta seluruh masyarakat Banyumas atas kejadian (pengecatan cabai) kemarin," kata dia.

Dia meyakini petani cabai di Temanggung adalah petani yang jujur dan menjaga kualitas cabai. Menurutnya, peristiwa cabai dicat merah tersebut baru sekali terjadi. "Itu bukan faktor untuk memperkaya diri tidak. Mungkin karena khilaf. Warga juga tidak menyangka dia (BN) pelakunya," jelas Panut.

Pasca kejadian ini, Panut berharap kepada masyarakat Banyumas tidak perlu khawatir untuk mengonsumsi cabai rawit asal Temanggung. Bahkan, Panut juga memberikan jaminan terhadap kualitas cabai produksi para petani.

Dikatakan Panut, Desa Nampirejo merupakan salah satu sentra penghasil cabai di Kabupaten Temanggung. Petani mampu menghasilkan 3-4 ton cabai per hari. Diakui, saat ini harga cabai sedang tinggi-tingginya.

"Waktu kejadian, sorenya harga cabai drop sampai Rp32.000 dalam dua hari. Lalu naik lagi Rp50.000 dan naik lagi Rp60.000. Petani sempat khawatir mas. Alhamdullillah sekarang sudah normal," ujarnya. Muh Slamet

 

 

Untuk mengantisipasi kejadian serupa, Panut berupaya memberikan sosialisasi kepada petani. Terutama untuk menjaga kualitas cabai rawit. Muh Slamet

 

 

119