
Jakarta, gatra.net - Koordinator Nasional Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia, Moh Abdi Suhufan, mengatakan, pemerintah harus bekerja keras meningkatkan konsumsi ikan di Pulau Jawa yang angkanya sangat ironis, yakni jauh di bawah angka nasional.
"Walaupun secara nasional tingkat konsumsi ikan orang Indonesai saat ini telah mencapai 54,49 kg per kapita, tapi khusus di Pulau Jawa angkanya masih jauh di bawah nasional," kata Abdi di Jakarta, Senin (28/12).
Menurutnya, masih rendahnya angka konsumsi ikan di Pulau Jawa ini mengindikasikan bahwa terjadi disparitas penyediaan dan pemenuhan gizi masyarakat dari bahan ikan yang belum merata bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Abdi mengungkapkan bahwa tingkat konsumsi ikan 6 provinsi di Pulau Jawa masih rendah dan jauh di bawah angka tingkat konsumsi ikan nasional. "Tingkat konsumsi ikan dari 6 provinsi di Jawa hanya 36,37 kg per kapita. Padahal populasi penduduk Jawa sangat besar," ujarnya.
Dibandingkan dengan angka nasional yang telah mencapai 54,49 kg per kapita, lanjut Abdi, realisasi konsumsi ikan di Jawa cukup memprihatinkan atau ironis sehingga perlu ada upaya untuk menggenjotnya.
"Agak ironis karena selama ini perdagangan dan transportasi ikan selalu menuju pelabuhan di Pulau Jawa tapi tingkat konsumsi ikan justru rendah," ujarnya.
Abdi mengingatkan agar pemerintah mengantisipasi melemahnya permintaan ikan global akibat pandemi dengan menggenjot konsumsi dalam negeri. “Jawa adalah kunci ekonomi Indonesia saat ini, sehingga perdagangan dan konsumi ikan perlu ikut ditingkatkan, tentunya dengan dukungan penyediaan sistim logistik yang andal," katanya.
Abdi juga mengkritisii program Gemar Makan Ikan yang selama ini dikampanyekan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebagai kegiatan yang bersifat seremonial belaka.
"Program tersebut tidak segmentatif dan berlaku seragam di seluruh Indonesia," kata Abdi.
Padahal, lanjut Abdi, tingkat makan ikan orang Papua, Maluku, dan Sulawesi sudah tinggi. Mestinya KKP membuat strategi dan pendekatan khusus dan segmentatif per wilayah, terutama untuk meningkatkan tingkat konsumsi ikan di Pulau Jawa.
Sementara itu, peneliti DFW-Indonesia, Hidayat Azis, menyarankan agar upaya meningkatkan konsumsi ikan di Pulau Jawa perlu melibatkan kementerian lain dan pemerintah provinsi.
"Pendekatannya tidak cuma seremonial dan kampanye, tapi perlu memasukkan menu ikan sebagai bahan makanan pokok dan disajikan pada hari dan event tertentu pada setiap kegiatan instansi pemerintah, swasta, dan rumah tangga," kata Hidayat.
Selain itu, dia menyarankan agar KKP bersama Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pendidikan perlu bekerja sama membuat program edukasi tentang manfaat dan nilai gizi ikan kepada masyarakat di Pulau Jawa.
"Perlu edukasi dengan mengedepankan pendekatan budaya kepada masyarakat Jawa agar lebih memahami nilai dan manfaat dari makan ikan, sehingga mereka terdorong untuk mengonsumsi ikan," ujar.
Menurut Hidayat, makan ikan perlu menjadi gaya hidup baru bagi generasi muda agar tidak gengsi sehingga tingkat konsumsi ikan di Pulau Jawa dapat meningkat signifikan.