
Pati, gatra.net- Sejumlah petani di Desa Jambean Kidul, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah mengalami kesulitan untuk menebus pupuk bersubsidi pada kios pengecer setempat. Padalah mereka memiliki kartu tani dan juga masuk ke dalam rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK).
Petani Jambean Kidul, Paing mengatakan, kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi saat pendistribusian di tingkat pengecer berlangsung, padahal memiliki kartu tani. Bahkan pihaknya sempat dua kali mendatangi pengecer untuk melakukan penebusan.
“Tadi sudah ke sini, katanya pengecer alatnya error. Nah ini datang lagi, sekarang bilangnya kuota saya kosong, padahal belum pernah dipakai transaksi. Baru tahu kalau ternyata tidak ada kuotanya, belum pernah ambil sekali pun,” ujarnya saat ditemui di salah satu kios pengecer, Selasa (1/12).
Mirisnya, saat petani ingin bertransaksi semua dilakukan oleh pemilik kios hingga sampai proses memasukkan nomor PIN ke mesin EDC. Sehingga pihaknya sangsi dengan transparansi yang dilakukan oleh pihak pengecer. “Alasannya ya belum tahu,” jelasnya.
Berkenaan hal tersebut, pemilik kios enggan berkomentar dan buru-buru menutup kiosnya. Ia berdalih akan melakukan kroscek ke bank BRI, terkait kosongnya kuota yang menimpa Paing. Sehingga, petani lain yang antre di lokasi dan ingin menebus pupuk harus menelan pil pahit.
Ihwal ditahannya kartu tani oleh pengecer tersebut, juga diamini Sutiyono. Ia mengaku kartu tani miliknya sempat dibawa pihak pengecer, alasannya sendiri adalah demi keamanan dan mempermudah proses transaksi.
“Mau beli pupuk tapi gesekannya tidak aktif katanya, ditunda. Kartu tani sempat disuruh ninggal di sini, katanya kalau tak bawa bisa hilang. Kenyataannya malah dihilangkan oleh pengecer,” terangnya.
Ia pun harus memperbarui kartu tani miliknya, meski begitu masih kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi. “Kalau mau ambil pupuk itu ya kartunya digesekkan pengecer, dia minta PIN lalu digesekkan. Semua petani seperti itu, diminta nomer PIN-nya,” terangnya.