
Karanganyar, gatra.net- Pendirian sebagian menara telekomunikasi di Kabupaten Karanganyar ternyata mencurangi perizinan. Tower tersebut dipasang di atap bangunan agar tak terlihat. Selain itu, supaya terhindar dari mengurus izin pendirian tower yang mensyaratkan ketinggian minimal 6 meter.
Kasi Pengelolaan Sistem Data Komunikasi dan Informasi Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Karanganyar, Kristina Dwi K mengatakan tim pengawasan dan pendataan tower telekomunikasi mendapati eksisting 200 lebih tower di 17 kecamatan. Kondisinya beragam, mulai sesuai koordinat, izin dan fungsi hingga tak sesuai seperti sudah tak berfungsi, tanpa izin hingga didirikan rooftop. Kristina mengatakan, pendirian di rooftop mengindikasi kecurangan pemrakarsa tower. Rooftop adalah area datar yang berada pada bagian paling atas bangunan.
"Syarat sebuah tower yang diberi izin adalah setinggi mininal 6 meter. Kalau rooftop, itu tak ada enam meter towernya. Ia memanfaatkan ketinggian gedung. Selama tak tersentuh aturan, seakan seenaknya sendiri bikit tower rooftop," katanya kepada gatra.net di ruang kerjanya, Selasa (24/11).
Tower rooftop terdapat enam unit di Jaten. Tiga diantaranya ditancapkan di sebuah mal. Lima lagi dipasang di gedung wilayah Colomadu.
Tim juga menemukan sebuah tower yang terbengkalai di Sroyo, Jaten. Pemilik tower menelantarkannya usai tak lagi berfungsi. Sedangkan warga sekitarnya khawatir tertimpa tower yang sudah aus itu. "Pendataan tower sudah selesai. Kini tinggal mengevaluasi. Tindakan apa saja yang akan dilakukan. Kalau sudah tak berfungsi sebaiknya dibongkar. Namun tidak semua mau melakukan itu," katanya.
Dalam menertibkannya, tim berpegang Perda No 13 tahun 2013 tentang Pengendalian Menara Telekomunikasi dan Perbup No 18 tahun 2014 yang berisi petunjuk pelaksanaannya.
Kepala Diskominfo Sujarno mengatakan pendataan menara telekomunikasi ini dilakukan untuk menghubungkan seluruh wilayah di Kabupaten Karanganyar. "Lha nanti kalau data sudah selesai dibuat, disampaikan ke asosiasi provider, untuk dilihat potensi ekonominya seperti apa," terang Sujarno.