Home Kebencanaan Ada 149 Bencana Alam Terjadi di Sumsel Sejak Januari 2020

Ada 149 Bencana Alam Terjadi di Sumsel Sejak Januari 2020

Palembang, gatra.net – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) mencatat sebanyak 149 bencana alam terjadi di wilayah tersebut. Jumlah itu terjadi sejak awal Januari lalu sampai Oktober 2020.

Dari total bencana alam yang terjadi di Bumi Sriwijaya, paling banyak terjadi ialah bencana kebakaran rumah penduduk mencapai 70 kasus. Kemudian, bencana banjir tercatat 39 kali, tanah longsor 16 kali, angin puting beliung sebelas kali, banjir bandang sepuluh kali, dan kecelakaan perahu motor sedikitnya tiga kali.

Baca Juga: BPBD Kesulitan Terapkan Protokol Kesehatan di Pengungsian

“Akibatnya membuat 15.733 KK atau 19.507 jiwa menderita,” ujar Kepala Bidang (Kabid) Penanganan Kedaruratan BPBD Provinsi Sumsel, Ansori di Palembang, Kamis (12/11).

Dalam kondisi cuaca saat ini, BPBD mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap ancaman bencana hidrometeorologi. Mulai dari banjir, longsor, dan angin kencang.

“Apalagi memasuki musim hujan seperti saat ini, semua pihak harus tetap waspada,” tambahnya.

Baca Juga: Sudah Hujan 10 Kecamatan di Temanggung Masih Kekeringan

Sejauh ini, baru Kabupaten Muara Enim yang menetapkan status siaga banjir dan longsor di wilayahnya. Sedangkan untuk menetapkan secara provinsi, setidaknya harus ada dua daerah yang menetapkan status siaga.

Bagi masyarakat yang tinggal di kawasan rawan banjir dan longsor diingatkan untuk waspada. Terlebih, BMKG sudah memberikan peringatan peningkatan intensitas curah hujan yang bisa menimbulkan bencana hidrometeorologi.

Sementara itu, Kepala Seksi Data Dan Informasi Stasiul Klimatologi Kelas I Palembang, Nandang Pangaribowo menjelaskan pada dasarian II Oktober 2020 semua wilayah di Sumsel sudah memasuki musim hujan. Rata-rata intensitas hujan sedang dan lebat yakni 150 sampai 300 mm per bulan.

Baca Juga: Merapi Siaga, BAZNAS Turun Tangan

Untuk bagian barat Sumsel seperti Muara Enim, Empat Lawang, Lahat, Musi Rawas, Lubuklinggau, Pagaralam, dan Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, harus menjadi perhatian. Pasalnya, di kawasan itu intensitas hujan sudah di atas 400 mm per bulan.

Ia menyebut fenomena itu terjadi karena belokan massa udara akibat pertemuan antara Monsun Asia dan Monsun Australia dan tekanan rendah di Laut Cina Selatan. Belokan massa udara tersebut berdampak pada meningkatnya curah hujan di kawasan Sumsel.

“Sumsel termasuk dalam La Nina moderat hingga Februari 2021. Jadi, intensitas curah hujannya tak setinggi kawasan tengah dan timur Indonesia,” tutup dia.

1431