
Jakarta, gatra.net - Langkah Provinsi Jawa Timur menurunkan angka penularan Covid-19 sempat diapresiasi Presiden Joko Widodo. Pasalnya, provinsi dengan Ibu Kota Surabaya ini akhirnya melepaskan status dari zona merah sejak Oktober 2020.
Perbaikan ini seiring dengan meningkatnya jumlah pasien Covid-19 yang sembuh, bertambah 52,91% per 5 November 2020. Jumlah pasien dalam perawatan pun berkurang menjadi 2.170 orang.
“ Seluruh tenaga kesehatan berjuang luar biasa. Kita melakukan format persuasi agar mereka mau dirawat. Kami lakukan sinergitas berbasis sub-kampung. Apabila di salah satu dusun ternyata ada yang meninggal dan muncul klaster, maka dilakukan pembatasan sosial berskala mikro,” ujar Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, saat menjadi pembicara Sharing Session Penanggulangan Covid-19 yang digelar oleh GATRA Media Group bersama Satgas Penanganan Covid-19, Kamis (5/11) siang.
Mantan Menteri Sosial ini mengatakan, pembatasan sosial berskala mikro efektif mencegah penularan virus corona. Selain itu, upaya penurunan jumlah masyarakat terpapar Covid-19 juga didukung oleh program Kampung Tangguh yang dilakukan di tingkat RT/RW.
Hingga saat ini, program Kampung Tangguh sebagai langkah ikhtiar memutus mata rantai penularan Covid-19 sudah ada sekitar 2.605 kampung tangguh.
“Pada bulan agustus, hadirnya Perda Nomor 2 Tahun 2020 menjadi tools melalui law enforcement. Berusaha mengubah perilaku masyarakat, dengan cara mendapatkan training behavioral,” katanya.
Berupaya mengedukasi masyarakat mengenai protokol kesehatan memang membutuhkan proses. Khofifah menuturkan, perlu patroli skala besar untuk mengingatkan masyarakat. Bagi warga yang berada di luar rumah, harus dilakukan rapid test.
“Kampanye Jatim bermasker terus kami lakukan, tergantung waktu yang dimiliki perwakilan secara vertikal. Bahwa 1 dari 30 penduduk sudah rapid test. 1 dari 87 penduduk sudah swab test,” katanya.