Home Kesehatan Dikira Tifus, Demam Si Karyawan Berujung Klaster Perusahaan

Dikira Tifus, Demam Si Karyawan Berujung Klaster Perusahaan

Sleman, gatra.net - Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyatakan muncul klaster baru Covid-19 dari sebuah perusahaan telemarketing. Dari seorang karyawan yang demam, total 14 orang positif dari pelacakan 141 pekerja perusahaan tersebut. 
 
Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo mengatakan temuan klaster itu bermula dari seorang karyawan asal Magelang, Jawa Tengah, yang mengalami demam.
 
"Dia diduga awalnya tifus. Karyawan itu mondok di rumah sakit, opname. Setelah dilakukan swab, ternyata diketahui positif Covid-19," kata Joko di Sleman, Kamis (5/11). 
 
Joko mengatakan petugas Puskesmas Depok III pun segera melacak penularan. Hasilnya, sejumlah pekerja perusahaan itu positif Covid-19. "Total ada 14 positif. Untuk yang warga Sleman, ada enam orang. Sisanya luar daerah," kata dia. 
 
Joko menyebut 141 karyawan perusahaan itu menjadi bagian tracing melalui tes cepat dan tes PCR. "Jadi itu perusahaan telemarketing di wilayah Kecamatan Depok. Proses tracing masih terus berjalan. Saat ini juga masih menunggu hasil swab 14 orang," katanya. 
 
Sebelumnya Covid-19 juga mewabah di perusahaan telekomunikasi hingga setidaknya menjangkiti 115 pekerjanya. Banyak kasus juga ditemukan di sejumlah pondok pesantren di Sleman, kendati mayoritas penderita telah sembuh.
 
"Pesantren di Ngaglik semua yang positif 153 orang telah sembuh. Di Prambanan 21 kasus juga sembuh semua. Untuk Moyudan, 20 orang (positif), sembuh 10, sisanya 10 orang masih isolasi tinggal 4 - 5 hari," katanya. 
 
Klaster baru Covid-19 juga muncul di Kabupaten Gunungkidul. Klaster ini muncul dari seorang pedagang bakso di Kecamatan Ponjong yang emoh memakai masker. Ia tertular Covid-19 kemudian menyebar ke enam orang anggota keluarganya. 
 
Dinas Kesehatan Gunungkidul telah meminta pembeli atau pelanggan bakso pedagang itu untuk periksa ke puskesmas. "Sudah kami woro-woro (umumkan) melalui desa," ucap Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty.
1284