
Siak, gatra.net - Sejak diresmikan tahun 2016 silam, aktifitas di Pelabuhan Siak tetap sepi. Di lokasi tersebut hanya ada dua unit kapal yang tertambat. Itupun kapal milik Dinas Perhubungan Kabupaten Siak, Riau. Padahal, tadinya pelabuhan ini rencananya dimanfaatkan untuk pelabuhan Internasional. Tujuannya pun tak tanggung-tanggung, yakni dari Siak tujuan ke Muar Malaysia.
Namun apa daya, hanya beberapa bulan saja kapal dari negeri jiran itu tertambat di Pelabuhan Siak. Pengusaha kapal pun gulung tikar lantaran tidak ada penumpang dari Siak tujuan Muar Malaysia.
"Masyarakat Riau dan Siak khususnya, kayaknya lebih suka ke Malaka dari pada Muar Malaysia. Sebab di Malaka banyak rumah sakit. Masyarakat kita ke Malaysia kan kebanyakan berobat. Maka Itu lebih suka ke Malaka," kata Kasi Jasa Pelabuhan dan Keselamatan Palayaran Bidang Laut dan ASDP Dishub Siak, Fadly Akhmhar kepada gatra.net, Rabu (28/10).
Karena aktivitas sepi, gedung pelabuhan Siak juga dimanfaatkan oleh sejumlah organisasi olahraga di Kabupaten Siak. "Beberapa ruang kosong di gedung ini dipinjam oleh organisasi olahraga. Seperti Persatuan Tenis Meja Indonesia dan PODSI. Mereka tak bayar. Hanya bantu uang kebersihan saja," kata dia.
Fadly mengatakan, Pelabuhan Siak dibangun 3 tahap dimulai tahun 2013 pembangunan gedung, tahap dua tahun 2014 pembangunan dermaga, dan tahap tiga finishing.
Kendati fasilitas gedung memadai, namun aktivitas sepi. Dalam sehari, hanya satu kapal yang berlabuh mengangkut penumpang di pelabuhan tersebut.
"Cuman satu kali dalam satu hari. Itu pun Speedboat Kayu Siak Wisata berkapasitas 20 penumpang dari Siak tujuan Pekanbaru. Berangkatnya Pukul 08.00 WIB, balik kemari Pukul 14.30 WIB. Tapi penumpangnya juga tak banyak. Kadang hanya 6 orang. Ongkosnya Rp100 ribu per orang. Baliknya, kadang juga tak ada penumpang," kata dia.
Menurut Fadly, kurangnya minat masyarakat mengunakan jalur laut sejak jalan menuju Kota Pekanbaru dibangun 2013 lalu. Sejak itu, perlahan masyarakat Siak berangsur-angsur mengunakan jalur darat jika ingin ke Pekanbaru.
"Kalau dulu, sampai Jam 4 sore ada saja kapal yang mengangkut penumpang di sini. Sekarang, hanya tinggal satu, yang berangkat pagi menuju Pelabuhan Sungai Duku Pekanbaru," kata dia.
Dengan kondisi seperti itu, sumber PAD yang dihasilkan dari pelabuhan ini tidak dapat diprediksi Fadly. "Tak bisa diprediksi. Maka itu tak ada target berapa PAD yang kita hasilkan dari pelabuhan ini," kata dia.