.jpg)
Kupang, gatra.net - Provinsi NTT akan menjadi penyumbang terbesar energi terbarukan di Indonesia kedepan. Ini karena sesuai riset, NTT memiliki iridiasi panas matahari tertinggi di Indonesia. “Hasil riset yang dilakukan oleh Bank Dunia belum lama ini menegaskan bahwa NTT satu-satunya Provinsi yang memiliki iridiasi panas matahari tertinggi di Indonesia. Selain itu juga memiliki kecepatan angin yang sangat konstan sepanjang garis NTT," kata Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat.
Laiskodat menyampaikan itu dalam sambutan kegiatan Penanaman 2000 Pohon yang diprakarsai oleh PLN NTT bekerjasama dengan Universitas Nusa Cendana Kupang di Desa Tarus Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang ( 27/10).
Sekarang ini jelas Viktor Bungtilu Laiskodat, tidak ada pilihan lain untuk segera melupakan energi fosil. Harus memulai berpikir tentang energi terbarukan. Perusahaan - perusahaan besar di dunia menamakan diri mereka Renewable Energy One Hundred Persen.
“Karena itu apapun yang diproduksi oleh perusahaan manapun di dunia ini yang tidak menggunakan Blue Energi, maka sudah pasti ditolak. Hal ini mengharuskan kita untuk segera menggunakan Energi Baru Terbarukan,” jelas Viktor Bungtilu Laiskodat.
Presiden Jokowi kata Gubernur Viktor, telah mencanangkan dan memaksakan untuk Energi Baru Terbarukan pada tahun 2024 harus menyentuh angka 23%. "Secara Nasional saat ini PLN ada di angka 10 - 11%. Itu artinya masih kurang sekitar 12%. Untuk mencapai itu dibutuhkan kerja ekstra. Karena itu saya pastikan bahwa dalam waktu yang tidak lama lagi lompatan ekonomi di Provinsi ini akan mencapai 2000 bahkan 3000 kali lipat berkat Energi Baru Terbarukan yang akan disumbangkan buat Negara ini, baik dari energi matahari, angin maupun bio masanya," kata Viktor Bungtilu Laiskodat.
Mantan anggota DPR RI ini memberikan apresiasi kepada pihak PLN dan Undana Kupang yang telah berpikir maju bukan saja untuk mengisi kekosongan energi. “Saya apresiasi pihak PLN dan Undana. Karena telah mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif membangun ekonomi mereka dalam mendukung energi di Provinsi ini,” katanya.
Sementara itu Rektor Universitas Nusa Cendana, Fred Lukas Benu mengatakan bahwa penanaman 2000 anakan pohon Lamtoro dan Kaliandra ini berada di lahan seluas 5 hektar. “ Tanaman ini akan akan diolah menjadi Pembangkit Listrik di NTT ,” kata Fred Lukas Benu.
Sedangkan GM PT PLN Cabang NTT Agustinus Djatmiko mengatakan meskipun NTT tidak memiliki batu bara, tetapi Renueble Energinya sangat luar biasa. “Untuk energi matahari menjadi energi listrik, daerah lain hanya maksimal menyala 4 jam. Sedangkan di Provinsi NTT bisa menyala sampai 9 jam. Untuk kebutuhan cacahan pohon Kaliandra dan Lamtoro, setiap harinya PLN membutuhkan 30 ton cacahan dari kedua pohon jenis ini.