Home Kebencanaan Bertahan di Masa Pandemi, Warsino Olah Batok Kelapa

Bertahan di Masa Pandemi, Warsino Olah Batok Kelapa

Labuhanbatu, gatra.net - Buruknya perekonomian pascamerebaknya pandemi Covid-19, tidak membuat Suwarno (32) yang memiliki dua anak ini patah semangat untuk terus bertahan hidup.

Kerja hariannya sebagai buruh bangunan, belakangan sangat tidak menjanjikan untuk dipertahankan. Bertahan hidup demi istri dan anak-anaknya, merupakan sebuah tekad bagi Warsino, walau harus banting setir sekalipun.

Berawal dari coba-coba, warga Dusun Wonosari, Desa Sei Tampang, Kecamatan Bilah Hilir, Kabupaten Labuhanbatu, ini mulai mengolah potongan batok kelapa yang didapatnya dari tetangga yang baru hajatan.

Berbekal sebuah gerinda dan sebuah mesin bor listrik, anak ke-2 dari 4 bersaudara itu, mulai mengolah batok kepala. Ditemani orangtuanya Tarianto, mereka secara perlahan mengolah barang sisa menjadi sebuah kerajinan tangan kreatif.

"Awalnya coba-coba, karena baru dua bulan ini kami lakoni. Maklumlah, tidak ada panggilan nukang, sementara kita butuh biaya," ungkap Warsino, Sabtu (10/10).

Untuk pertama kalinya dengan berbekal ilmu yang diketahuinya, beberapa asbak rokok dari batok kelapa laku terjual. Selanjutnya, lampu hias berbahan barang sisa itupun, kemudian laku di pasaran.

Menilai dapat dijadikan sumber kehidupan, anak dan ayah tersebut semakin semangat dengan menyediakan teko, cangkir, mangkok tempat kue, gantungan kunci, dan celengan dari bahan batok kelapa bekas.

Sebagai langkah pertama, Warsino dan ayahnya, Tarianto tidak memasang tarif tinggi. Untuk pengambilan seperangkat alat minum, seperti 1 buah teko dan 4 cangkir 4, plus 1asbak, harganya maksimal hanya Rp250.000.

Sedangkan untuk hitungan per buah, misalnya teko, lampu hias, asbak, di kisaran Rp15.000 hingga Rp30.000. Ternyata, walaupun penghasilannya tidak berlebih, tetapi terbilang cukup untuk menutupi kebutuhan sehari-harinya.

"Alhamdulillah, walaupun tidak ada kerjaan tukang, ini saja sudah cukup untuk hari-harinya. Memang, kondisi Covid-19 saat ini, sangat terasa berkurangnya penghasilan. Makanya kami beralih ngolah batok kelapa," ujarnya.

Melihat peluang kerajinan dari batok kelapa tersebut, Warsino dan ayahnya akan melanjutkan usaha ini. Demi keberlangsungan usaha tersebut, mereka berharap ada pihak yang peduli dengan memberikan dukungan.

Walau saat ini hanya bermodalkan pas-pasan dan alat seadanya, tetapi keyakinan akan suatu ketika pemerintah memberikan dukungan modal ataupun alat, usaha kreatif tersebut tetap dilanjutkan.

886