
Karanganyar, gatra.net - Status zona merah penyebaran Covid-19 kembali diterapkan Kabupaten Karanganyar per Senin (5/10) lalu. Penambahan kasus terjadi pada pasien terinfesksi maupun yang meninggal dunia.
“Beberapa kali masuk zona merah. Sempat ke zona oranye tapi naik lagi sekarang. Hasil evaluasi per Senin. Banyak parameter untuk menentukan zona. Yang pasti, ditingkat ke zona merah karena jumlah kasus naik signifikan dan kematiannya juga tinggi,” kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar Purwanti usai membuka pertemuan forum komunikasi peduli imunisasi di Taman Sari Hotel, Selasa (6/10).
Berdasarkan data Covid-19 Kabupaten Karanganyar per Senin (5/10), jumlah positif sebanyak 97 orang dengan rawat inap 47 pasien dan isolasi mandiri 50 orang. Sejauh ini, 28 pasien Covid-19 meninggal dunia. Dari mereka, tercatat kontak erat 703 orang, sedangkan yang sembuh sebanyak 396 orang.
Terkait kematian pasien, Purwanti mengatakan mayoritas terdeteksi komorbit atau penyakit penyerta Covid-19. Biasanya, mereka manula. Pelaku perjalanan jauh lebih banyak mendominasi penularan dibandingkan klaster tenaga kesehatan (nakes).
“Setiap hari ada penambahan sampai 18 kasus dan pernah dalam satu hari,” katanya.
Berdasarkan sebaran kasusnya, wilayah perkotaan paling banyak terlacak pasien positif maupun kontak eratnya. Wilayah perkotaan ini seperti Jaten, Tasikmadu dan Colomadu.
Purwanti menyebut pola interaksi di perkotaan yang tinggi serta kepadatan penduduk turut mempengaruhi terjadinya kenaikan.
“Kalau di desa, kontak eratnya ngak terlalu banyak karena rumahnya berjauhan. Enggak seperti di Kota yang padat,” katanya.
Purwanti mengatakan, Pemkab Karanganyar ditarget melakukan swab PCR sampai 8.000-an dalam pengambilan sampel oleh Kementrian Kesehatan hingga akhir 2020. Dalam sehari, bisa sampai 128 kali. Hingga akhir pekan lalu, tes PCR tercapai 48 persen dari target tersebut.
Sejauh ini, Dinas Kesehatan telah mengambil sampel tenggorokan dengan metode swab ke instansi pemerintah seperti kejaksaan, polres, pengadilan negeri, Kemenag dan sebagainya.
“Hasilnya ada ASN yang positif Covid-19. Bukan di lingkungan Setda, tapi OPD. Yang diisolasi temannya satu ruangan,” katanya tanpa menyebut organisasi perangkat daerah yang dimaksud.