
Jakarta, gatra.net - Pengamat intelijen yang juga dosen Universitas Pertahanan (Unhan), Susaningtyas Kertopati, mengharapkan TNI yang hari ini merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-75, mampu merespons bencana nonalam Covid-19 secara terukur dan sistematis.
"Pengalaman TNI selama beberapa tahun terakhir menghadapi bencana alam kini diproyeksikan menghadapi bencana nonalam," ujar perempuan yang akrab disapa Nuning ini melalui siaran pers, Minggu (4/10).
Menurutnya, sejak awal mula pandemi Covid-19 merebak, TNI bersama kementerian dan lembaga pemerintah serta seluruh komponen bangsa telah bersama-sama, bahu membahu memutus rantai penularan hingga menangani korban maupun pasien yang terpapar virus.
Kemampuan TNI dalam Operasi Militer Selain Perang (OMSP) memang menjadi perhatian ketika menghadapi bencana pandemi ini. Jika ditinjau dari perspektif sistem pertahanan negara, OMSP dalam menghadapi Covid-19 juga dapat diterapkan dalam konteks menghadapi ancaman senjata biologis.
"Dengan parameter dan indikator yang sama, maka kemampuan TNI menghadapi ancaman senjata biologis pada gilirannya juga bisa diimplementasikan untuk menghadapi Senjata Pemusnah Massal (Weapon of Mass Destruction) lainnya. Ancaman senjata nuklir, senjata kimia, dan senjata radiasi juga memiliki skala tinggi untuk dideteksi dan ditangkal," ujar Nuning.
Harapan lain dari bertambahnya usia TNI ini adalah meningkatnya kemampuan dan persenjataan TNI untuk menghadapi Chemical, Biology, Radiation and Nuclear (CBRN). "Wabah Covid-19 merupakan ancaman nirmiliter. Ancaman nirmiliter berbeda dengan ancaman militer dan ancaman nonmiliter," katanya.
Ketiganya hal ini, lanjut Nuning, dikenal sebagai ancaman hybrida dan telah mengubah perspektif ancaman di masa mendatang. Senjata biologi dan pertahanan negara antisenjata biologi merupakan ilmu pengetahuan yang harus dikuasai TNI.
Melihat semakin luasnya ancaman, dalam kurun waktu ke depan, TNI membutuhkan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai bagian modernisasi alat utama sistem persenjataan. "Sehingga dibutuhkan kemampuan manajemen tempur dan diplomasi militer yang handal," kata Nuning.