Temanggung, gatra.net - Permintaan Bupati Temanggung, Jawa tengah, Muhammad Al Khadziq agar pemerintah pusat turun tangan atasi anjloknya harga tembakau di musim ini, ditanggapi Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita. Agus menyurati semua pabrik rokok, dan meminta agar mereka segera menyerap tembakau petani dengan harga yang pantas sesuai kualitas.
"Sebelum mengeluarkan surat ini Menteri Perindustrian RI telah mengirim Dirjen Industri Agro, Abdul Rochim, sidak ke Temanggung ke gudang-gudang pembelian tembakau. Anjloknya harga antara lain karena omset penjualan rokok kretek menurun akibat kenaikan cukai rokok dan akibat resesi ekonomi, sehingga pabrik mengurangi penyerapan bahan baku," kata Khadziq, Sabtu (26/9) malam.
Dikatakan, sebelumnya berbagai langkah di lapangan telah ditempuhnya, namun tak membuahkan hasil. Maka Khadziq meminta pemerintah pusat turun tangan mengatasi anjloknya harga tembakau tahun ini. Oleh sebab itu, untuk mendorong pabrik melakukan penyerapan tembakau diperlukan intervensi oleh pemerintah pusat.
Adapun surat Menteri Agus Gumiwang, bernomor B/704/M-IND/IX/2020 Perihal Penyerapan Tembakau Lokal itu ditujukan kepada Ketua Asosiasi Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (GARPRI). Hal itu menanggapi surat Bupati Temanggung kepada Menteri Perindustrian Nomor P/484/525.23/01.3/IX/2020 tanggal 18 September 2020 perihal penyerapan tembakau Temanggung dan memperhatikan daerah sentra produksi tembakau.
Secara spesifik Menteri Perindustrian meminta perusahaan rokok anggota GAPPRI untuk tetap berkontribusi kepada perekonomian nasional selama pandemi Covid-19. Penyerapan bahan baku tembakau saat ini merupakan salah satu upaya dalam melakukan recovery ekonomi di daerah yang menggantungkan hidupnya dari usaha pertanian dan perkebunan.
"Untuk itu kami mendorong anggota GAPPRI untuk dapat mempercepat penyerapan dan mengutamakan pembelian tembakau dalam negeri sampai akhir masa panen dengan harga yang pantas dan saling menguntungkan. Di daerah-daerah penghasil tembakau, seperti Kabupaten Temanggung dan lain-lain," katanya.
Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Agus Parmuji mengatakan, saat ini memang diperlukan peran serta pemerintah untuk menjembatani antara petani dengan pihak industri rokok. Tembakau menjadi harapan terakhir petani terutama di masa pandemi Covid-19, setelah sebelumnya panen sayur seperti tomat, brokoli, bawang harganya hancur dan petani merugi.
"Sekarang dibutuhkan konektivitas antara pemerintah pusat dan pihak industri, sebab perdagangan tembakau itu spesifik tidak bisa disamakan dengan produk atau niaga yang lain. Soal harga petani tidak bisa menentukan, semua tergantung pemerintah juga yang menentukan cukainya. Sekarang kondisi petani sudah frustrasi jangan sampai rakyat kemudian melakukan hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.
Sekretaris Asosiasi Petani Tembakau (APTI) Kabupaten Temanggung, Yamuhadi menuturtkan, harapan petani lokal ada di dua pabrikan besar, yakni PT Gudang Garam dan PT Djarum, namun sayangnya pembelian lambat. Ia menyoroti utamanya PT Djarum yang menerapkan standar sangat tinggi sehingga sulit dijangkau petani. Jika hanya satu pabrik yang fight dalam pembelian maka harga tidak akan terkerek naik.
"Kalau soal kualitas agak kurang karena faktor cuaca okelah, tapi kalau kemurnian tembakau yang diminta saat ini mayoritas petani tembakau di Temanggung sudah menjaga kemurniannya. Jadi tolonglah harga beli itu dinaikkan termasuk jumlah serapannya ditingkatkan," pintanya.