
Yogyakarta, gatra.net – Bersepeda di jalur wisata sepeda di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, disebut sebagai cara menikmati kehidupan Yogyakarta secara lebih dalam. Pemkot menilai hal ini demi kebangkitan ekonomi warga, bukan soal banyaknya kasus Covid-19 di suatu wilayah.
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, mengatakan, setelah sewa sepeda via aplikasi JogjaBike, pegoews bisa menggunakan aplikasi Jogja Smart Service (JSS) yang menawarkan pilihan rute-rute bersepeda.
“Jadi ini cara menikmati Jogja dengan memasuki relung-relung kehidupan Jogja lebih dalam. Wisata dengan 'Gowes Kampung' ini adalah wisata santai, menikmati keramahan Yogya dari sisi terdalam, yaitu kampung. Karena rute-rute ini adalah blusukan kampung menemukan potensi yang asli dari Yogyakarta,” tutur dia saat dihubungi gatra.net, Jumat (24/9) sore.
Pemerintah Kota Yogyakarta telah menyediakan lima rute untuk wisata sepeda ini. Rute pertama bertema romansa kota lawas di seputaran Kotagede dan Giwangan, memasuki kawasan kota lama dan menyusuri Sungai Gajah Wong.
Menurut Heroe, pesepeda dapat memilih rute ini untuk melihat kawasan Keraton Mataram Islam di Kotagede. Ada pula Masjid Mataram, pemakaman raja-raja Mataram, dan kampung-kampung tua peninggalan Raja Mataram Panembahan Senopati.
Jalur ini melintasi kawasan perajin perak dan industri oleh-oleh khas Yogyakarta, seperti yangko, roti waru, sirup, sampai cokelat. “Di rute ini juga bisa ketemu produksi batik-batik motif Yogyakarta dan modern. Sesuai namanya, sensasi kota lama di Yogya akan terasa dan tidak akan terlupakan,” katanya.
Rute kedua menyusuri Sungai Code dan Winongo yang membentang di wilayah barat Kota Yogyakarta. Selain itu, ada potensi atraksi seni budaya seperti jathilan dan kampung-kampung penanam sayur. “Kerajinan, kuliner, oleh-oleh juga bisa didapat dari rute ini,” katanya.
Menurut Heroe, rute ketiga yang bertema 'Tilik Jeron Beteng' menyusuri situs Keraton Yogyakarta. “Selain mengulik tentang potensi di sekitar Keraton, Tamansari, Alun-alun, juga bisa menelusuri Sungai Winongo sisi selatan. Ketemu Kampung Patangpuluhan yang juga pusat budaya, kerajinan, dan kuliner,” katanya.
Adapun rute keempat dimulai dari Taman Pintar di pusat kota menuju selatan dan berakhir di Giwangan yang akan menjadi Taman Pintar II. Rute ini melewati Sungai Code sisi selatan dan masuk ke kampung turis Prawirotaman, termasuk pasar baru di sana sebagai pusat ekonomi kreatif dan area co-working space.
Rute terakhir menawarkan eksotisme bangunan kuno peninggalan Belanda. Pegowes akan melintasi pusat oleh-oleh dan kampung pemasok produk di Malioboro, Keparakan, berupa sandal kulit, kaos oblong, tas, dan dompet.
Heroe berkata, wisata sepeda sedang disiapkan sebagai paket wisata. Pemkot Yogyakarta menggandeng seluruh pelaku wisata untuk menjual potensi ini. “Kami sudah bicarakan, tapi bagaimana hasilnya kami belum tahu. Tapi semua sepakat untuk menjual paket yang menarik tersebut,” ucapnya.
Heroe mengomentari soal paket wisata ini terkait banyaknya kasus Covid-19 di Kota Yogyakarta. "Itu adalah skema alternatif wisata di Jogja yang dirancang untuk kebangkitan ekonomi, sekalian bagian upaya memberdayakan masyarakat. Jadi bukan soal tentang banyak kasus (Covid-19) di wilayah atau tidak," kata Ketua Gugus Tugas Covid-19 Kota Yogyakarta ini.
Kota Yogyakarta menempati posisi kedua kasus Covid-19 aktif di DIY setelah Kabupaten Sleman. DIY mencatatkan total 2.458 kasus dan 717 orang masih dirawat karena berstatus sebagai kasus aktif.
Dari jumlah ini, 125 orang warga Kota Yogyakarta dan tersebar di semua kecamatan. Delapan kasus baru ditemukan di Kota Yogyakarta hari ini. Sebelumnya sejumlah kasus Covid-19 ditemukan di Malioboro, Kotabaru, beberapa kantor, bahkan toko dan warung soto.