
Yogyakarta, gatra.net - Gubernur Daerah Isimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X mengungkap bahwa Presiden Joko Widodo terinspirasi lockdown mandiri warga di tingkat RT dan RW di DIY untuk diterapkan saat pembatasan sosial berskala besar (PSBB) lokal.
“Tiga minggu setelah tanggap darurat karena Covid, saat konferensi Zoom Presiden menanyakan pada saya, ‘Pak Gubernur, Yogya di-lockdown ya?’ Tidak Bapak. ‘Lha itu desa di-close?’ Kami tidak pernah menutup desa. Itu inisiatif warga,” tutur Sultan saat meresmikan shelter untuk penderita Covid-19 di Tegalrejo, Kota Yogyakarta, Selasa (22/9).
Sultan menjelaskan, warga menutup sejumlah akses jalan ke kampungnya. Contohnya, jika ada tiga jalan, dua akses ditutup. Langkah ini untuk memudahkan pelacakan penularan.
“Wah kalau begitu efektif, kalau desa dikontrol seperti itu. Kalau gitu PSBB nanti saya minta tutup aja RT-RW,” kata Sutan menirukan ucapan Jokowi. “Akhirnya saat PSBB di-close RT RW seperti yang kita lakukan,” lanjutnya.
Namun Sultan mengingatkan bahwa langkah penutupan akses kampung oleh warga itu dilakukan di masa awal pandemi. “(Kalau sekarang) Agak terlambat walau sudah PSBB, kejarnya berat,” kata dia.
Sebelumnya Presiden Jokowi menolak rencana penerapan kembali PSBB DKI Jakarta seperti di awal pandemi dan ingin pembatasan lokal.
“Strategi pembatasan berskala lokal, baik itu di tingkat RT RW, di tingkat desa, di tingkat kampung, sehingga penanganan lebih detail dan bisa lebih fokus,” kata Jokowi dalam pembukaan rapat rerbatas laporan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional dari Istana Merdeka, Jakarta, Senin (14/9).
Medio Juli lalu, Presiden Jokowi menyebut DIY sebagai daerah terbaik dalam menangani Covid-19. Namun belakangan kasus Covid-19 di DIY terus meningkat. Pada Selasa ini, Covid-19 di DIY bertambah 67 kasus dan selama empat hari ini meningkat jadi 275 kasus.
Total ada 2.312 kasus Covid-19 dengan rincian 1.578 orang sembuh, 60 orang meninggal, dan 674 orang sebagai kasus Covid-19 aktif yang masih dirawat.
“Publik jangan dibebani bahwa Corona sangat membahayakan. Sedangkan tidak ada obatnya, kita juga tidak bisa menolong. Kalau saya cenderung bagaimana kita bisa beradaptasi dengan Corona,” ujar Sultan saat meresmikan shelter.
Menurut dia, Covid-19 tak ubahnya demam berdarah atau flu. “Jadi jangan pagi, siang, sore Covad-Covid berbahaya. Itu menumbuhkan orang punya rasa takut. Yang penting waktu sakit, dirinya sembuh,” kata dia.