
Rembang, gatra.net - Semen Gresik (SG) akan berupaya meningkatkan pasokan Klinker atau produk setengah jadi semen ke Cina yang kebutuhannya mencapai 18 kita ton per tahun.
Saat ini SG baru memasok sekitar satu persen dari total kebutuhan klinkernya, dan ditargetkan angka ekspor klinker ke Cina mencapai 5 persen.
"Di Cina proyek infrastuktur tetap dilanjutkan meski masih kondisi Pandemi. Sehingga kebutuhan bahan baku semen masih tinggi. Tahun lalu saja kebutuhannya mencapai 20 juta ton, namun saat ini diperkirakan mengalami penurunan mencapai 15-18 juta ton,” kata Senior Manager of Export Sales Semen Indonesia Group (SIG), Fifit Abriyanto, Selasa (22/9).
Menurut Fifit, nilai ekspor produk klinker ke Cina dan Malaysia sebagai pengguna, ditargetkan dapat menyerap devisa bagi negara hingga ratusan miliar rupiah.
"Pada awal tahun ini, Semen Gresik sempat mengalami penurunan kuantitas ekspor yang disebabkan Pandemi dan proyek dredging yang dilakukan untuk meningkatkan kapasitas pelabuhan. Namun kini sudah mulai meningkat sejak Juni 2020 seiring selesainya proyek itu," ungkapnya.
Kedepan Semen Gresik juga akan membidik pasar ekspor klinker di Chile, Taiwan dan Filipina yang juga membutuhkan pasokan.
"Kita memastikan dan menjamin bahwa kualitas produk kita lebih bagus atau setidaknya setara dengan negara lain. Sample sudah kami berikan, mudah-mudahan bisa diterima," paparnya.
Fifit menambahkan bahwa untuk bersaing di pasar internasional, SG memiliki strategi pemasaran yang cukup mumpuni, selain menjaga kualitas produknya dengan mengantongi standar kualitas Australia (Australian Quality Standard).
"Klinker itu kan produk bahan baku untuk semen. Dan kualitas klinker SG sudah memenuhi standar internasional. Selain itu, kita juga berikan jasa pelayanan terbaik dengan loading rate semaksimal mungkin. Itu menjadi daya tarik kita," jelasnya.