
Jakarta, gatra.net - Belakangan, masyarakat digegerkan oleh wacana Pemerintah terkait penempatan mata pelajaran sejarah sebagai mata pelajaran pilihan di Sekolah Menengah Atas (SMA). Bahkan, pelajaran sejarah di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dikabarkan akan dihilangkan.
Menanggapi hal itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Totok Suprayitno menegaskan bahwa kabar tersebut tidak benar. Sebaliknya, mata pelajaran sejarah akan tetap ada dan diajarkan kepada setiap generasi.
"Kemendikbud mengutamakan sejarah sebagai bagian penting dari keragaman dan kemajemukan serta perjalanan hidup bangsa Indonesia, pada saat ini dan yang akan datang," katanya dalam keterangan resmi yang diterima gatra.net, Sabtu (19/9).
Pelajaran sejarah, Totok bilang, merupakan salah satu mata pelajaran yang paling penting untuk diajarkan kepada para siswa. Sebab, di dalam pelajaran sejarah, banyak nilai-nilai penting yang bisa dijadikan sebagai pengembangan karakter generasi muda penerus bangsa.
"Sejarah merupakan komponen penting bagi Indonesia sebagai bangsa yang besar sehingga menjadi bagian kurikulum pendidikan. Nilai-nilai yang dipelajari dalam sejarah merupakan salah satu kunci pengembangan karakter bangsa," tegasnya.
Adapun yang dilakukan Kemendikbud saat ini adalah melakukan pengkajian rencana penyederhanaan kurikulum pendidikan guna meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Kajian ini dilakukan dengan memperhatikan berbagai hasil evaluasi implementasi kurikulum baik yang dilakukan pemerintah maupun masyarakat serta perubahan paradigma keragaman, bukan keseragaman dalam implementasi kurikulum.
Perihal penyederhanaan kurikulum ini, lanjut Totok, masih dalam tahap awal. Selain itu, masih banyak proses dan pembahasan yang harus dilakukan untuk bisa menyelesaikan rencana ini.
"Dalam proses perencanaan dan diskusi ini, tentunya Kemendikbud sangat mengharapkan dan mengapresiasi masukan dari seluruh pemangku kepentingan pendidikan, termasuk organisasi, pakar, dan pengamat pendidikan, yang merupakan bagian penting dalam pengambilan kebijakan pendidikan," kata Totok.