
Beragam label disematkan kepada pasangan Bagyo Wahyono dan FX Supardjo (Bajo), dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020 di Kota Solo, Jawa Tengah. Mulai hanya sekadar calon pelengkap, hingga sebagai kandidat boneka. Mereka pun bersiap memberi bukti.
Kehadiran pasangan Gibran Rakabuming Raka – Teguh Prakoso telah membuat mayoritas partai politik (parpol) pemilik kursi di daerah setempat, merapat memberikan dukungan. Hanya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang tidak merapat kepada putra sulung Presiden RI Joko Widodo tersebut.
Kandidat lain yang muncul bukan dari parpol, melainkan dari jalur perseorangan, yakni pasangan Bagyo Wahyono dan FX Supardjo (Bajo). Pasangan ini sudah mendapat tiket untuk bisa mendaftarkan diri sebagai calon wali kota – wakil wali kota ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat. Mereka berencana mendaftar ke KPU pada Minggu (6/9) mendatang. Rencananya Bajo datang ke KPU dengan menunggangi kuda hitam. "Ya nanti akan ke KPU naik kuda hitam," ucap Bagyo.
Bagyo menyatakan, kuda hitam itu makna dan filosofi tersendiri. Dengan menaiki kuda hitam tersebut, Bagyo berharap mendapat nasib baik saat melawan rivalnya, pasangan Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa. Selama ini, kuda hitam diartikan sebagai seseorang yang tak diperhitungkan dalam suatu kompetisi, tapi ia justru mencapai hasil yang memuaskan bahkan memenangi pertandingan. "Kuda hitam itu kan nasib (baik)," sebeutnya.
Saat mendaftar, pasangan Bajo disebut akan diiringi oleh 5.000 pendukung. Sebagian besar massa itu akan berjalan kaki. "Ya nanti ada yang naik motor. Kalau teman-teman dari luar kota akan naik mobil. Tapi ada yang berjalan kaki juga," katanya.
Bagyo mengatakan, syarat administrasi sebagai peserta Pilkada Kota Solo sudah dipenuhi. Syarat itu seperti laporan hasil kekayaan hingga tes kesehatan. Tim Bajo juga menyepakati penerapan protokol kesehatan saat mendaftar. "Makanya sebagian jalan (kaki) supaya protokol kesehatan bisa dilakukan," terangnya.
Bajo menargetkan 81 % suara dalam pilkada yang digelar 9 Desember mendatang. "Saya tidak muluk-muluk. Kubu sebelah menargetkan berapa, ya saya mengungguli satu angka," ucapnya.
Pasangan Bajo adalah calon independen yang dinyatakan memenuhi syarat administrasi sebagai bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo. Bajo akan bersaing dengan putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, yang menggandeng mantan Ketua DPRD Solo Teguh Prakosa. Bagyo dan Supardjo terhitung baru di dunia politik Solo. Nama mereka sebelumnya tak pernah terdengar di masyarakat Solo. Karena itu, sempat berembus kabar keduanya adalah calon boneka pasangan Gibran-Teguh.
"Tentu saya sakit hati kalau dibilang calon boneka. Apalagi saya itu sudah pendekatan di masyarakat sejak dulu. Tidak mudah mengumpulkan pendukung sampai 38 ribu KTP," ucap Bagyo.
Sementara itu, suara PKS di Solo untuk pilkada 2020 masih mengambang, setelah tidak mendukung bakal calon wali kota Solo Gibran Rakabuming Raka. Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKS Jawa Tengah, Abdul Fikri Faqih mengatakan, dukungan suara PKS di Solo masih melihat perkembangan sampai batas terakhir pendaftaran Pilkada pada 6 September mendatang. “Kalau teman-teman PKS di Solo menyebutkan bersama umat, bentuk seperti apa lihat saja terakhir nanti,” katanya.
Menurut Fikri, pihaknya masih mencoba menggali sekecil apapun peluang yang ada, seperti yang pernah terjadi pada Pilkada Karanganyar sebelumnya dengan desakan masyarakat ada partai kemudian mengalikan rekomendasinya pada detik-detik terakhir. “Kita tetap mendengarkan aspirasi umat Pilkada Solo dan tetap menjalin komunikasi dengan para tokoh untuk menggali peluang sekecil apapun, demi menjaga sehatnya demokrasi di Solo,” ujarnya.
Suara PKS di Solo termasuk besar, karena merupakan peraih kursi terbanyak kedua di DPRD Solo periode 2019-2024 yakni lima kursi, di bawah PDIP sebanyak 30 kursi. Diketahui PKS merupakan satu-satunya partai politik peraih kursi di DPRD Solo yang tidak mendukung putra Presiden Jokowi tersebut. Sedangkan partai politik lainnya Partai Gerindra, Partai Golkar, PAN masing-masing memiliki tiga kursi di DPRD Solo dan PSI satu kursi mendukung Gibran – Teguh. Muh Slamet