
Jakarta, gatra.net - Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menyebut bahwa stok pangan nasional akan berada dalam kondisi aman dan terkendali dengan baik hingga pertengahan atau medio tahun 2021. Bahkan menurutnya, meski terjadi resesi ekonomi, sektor pertanian dan pangan tidak akan terdampak secara signifikan.
"Berdasarkan pengalaman saya dari resesi ke resesi yang ada, pertanian tidak pernah terganggu terlalu besar. Dampaknya ada, tetapi paling tidak masih dibutuhkan orang," katanya dalam acara webinar yang diselenggarakan Sekolah Politik Indonesia, Kamis (13/8).
Syahrul menjelaskan, dari lahan pertanian seluas 7,46 juta hektare, pada Musim Tanam I (MT I) periode Januari-Juni 2020, dihasilkan stok pangan sebanyak 17,33 juta ton. Jika ditambah dengan stok pangan di tahun 2019 sebanyak 1,8 juta ton, stok pangan nasional pada periode Januari-Juni 2020 menjadi 19,13 juta ton.
Sementara itu, kebutuhan pangan masyarakat Indonesia pada Januari-Juni 2020 hanya sebanyak 15,27 juta ton. Artinya, masih tersisa sekitar 3,86 juta ton yang akan menjadi stok pangan nasional di periode berikutnya.
"Kemudian kita akan masuk ke Musim Tanam II (MT II). Sesuai peringatan BMKG akan terjadi kekeringan dan lain-lain, maka pencanangan kita dari 7,46 juta hektare tinggal 5,8 juta hektare. Tentu kita memilih daerah-daerah atau wilayah yang irigasinya masih tersedia," ujarnya.
Diharapkan, lanjut Syahrul, pada MT II (periode Juli-Desember 2020) ini bisa memproduksi pangan sebanyak 13,8 juta hingga 15 juta ton. Jika ditambahkan dengan sisa pada Juni 2020, stok pangan nasional hingga akhir tahun 2020 mencapai 17,66 juta ton.
"Kebutuhan makan kita dari Juli sampai Desember sebanyak 15,08 juta ton dan stock akhir Desember 2020 memasuki 2021 sebanyak 2,56 juta ton. Dari kondisi yang ada pada MT II, sekarang ini kita sudah 78% lebih. Sehingga kelihatannya cukup aman walaupun di sana sini ada hama, bencana alam, banjir, dan lain-lain, tetapi kami sudah mengurangi itu dalam rasio 4%," ungkapnya.
Ia juga menyebut bahwa saat ini, kinerja ekspor pertanian mulai kembali naik setelah sebelumnya mengalami penurunan akibat banyaknya negara tujuan yang menerapkan lock down. Berdasarkan data Kementerian Pertanian, kinerja ekspor sektor pertanian saat ini tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 15,4%. Sebelumnya, pada Maret-April 2020 lalu, pertumbuhan ekspor pertanian hanya berada pada angka 12,6%.