
Mataram, gatra.net- Penyerapan atas realisasi APBD provinsi NTB di atas angka serapan nasional ditengah pandemi Covid-19 menjadi prestasi sendiri bagi NTB. Atas kebijakan ini, justru Pemprov NTB mendapatkan nominasi kedua nasional dalam penyerapan APBD cepat dan tepat. Dengan mengakomodir dan menggunakan produk UMKM dan IKM lokal pada Program Jaring Pengaman Sosial (JPS) Gemilang dalam penanganan pandemi Covid-19, NTB dijadikan rujukan nasional.
‘’Langkah tegas Pemprov NTB dalam memberdayakan UMKM dan IKM lokal di NTB di masa pandemi mengantarkan NTB meraih urutan ke dua terbaik se-Indonesia dalam realisasi APBD setelah DKI Jakarta,’’ kata Gubernur NTB, Zulkieflimansyah Kamis (13/8).
Dikatakan, Presiden Joko Widodo sendiri memberi apresiasi kepada NTB yang sudah memenuhi angka 44 persen atau Rp2,3 triliun dari Rp5, 607 triliun APBD Murni. Masa pandemi Covid-19 mengakibatkan terkoreksi Rp600 miliar, juga akibat dana transfer yang mengalami penurunan. PAD juga terkoreksi, sehingga dilakukan refocusing dan relokasi untuk tiga program utama.
‘’Penyerapan APBD 44 persen ini melebihi angka penyerapan target nasional sebesar 40 persen. Kebijakan Stimulus Ekonomi JPS Gemilang yang menggunakan produk UMK dan IKM lokal di NTB merupakan salah satu faktor kunci dalam serapan anggaran APBD. Menggunakan produk lokal UMKM dan IKM NTB untuk dibagikan kepada masyarakat melalui JPS Gemilang, melahirkan inovasi dan inspirasi baru yang menjadi titik tumpu dalam pemberday ekonomi masyarakat.
Ia menambahkan, penggunaan dana stimulus ekonomi untuk mendukung pemberdayaan UMKM dan IKM dinilai tepat. Perangkat daerah digerakan memfasilitasi pemberdayaan dunia usaha agar roda ekonomi terus bergerak. Pemberdayaan yang melibatkan banyak UMKM dan IKM di NTB mampu melahirkan kluster-kluster dunia usaha sehingga memudahkan pemerintah daerah memetakan potensi SDA dan SDM untuk keberlangsungan usaha masyarakat.
Menurut menurut mantan anggota DPR RI empat periode ini, produk lokal diserap oleh pemerintah dengan membeli hasil produksi untuk dibagikan melalui program Jaring Pengaman Sosial. Sehingga masyarakat tetap produktif walau dalam kebijakan stay at home.
‘’Sebenarnya ini langkah yang berani dan masyarakatpun tersenyum. Selain itu, upaya cepat dalam menangani dan memutus mata rantai menyebaran Covid-19 di berbagai sendi kehidupan juga salah satu faktor dalam penyerapan anggaran,” kata Gubernur.
Menyinggung kenormalam baru, Gubernur menambahkan, sektor pariwisata yang paling terdampak perlahan mulai menemukan jati dirinya untuk kembali bangkit melalui slogan NTB “Nurut Tatanan Baru”. Destinasi wisata di wilayah zona kuning dan hijau secara bertahap dibuka dengan syarat menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
‘’Ini upaya pemerintah daerah mengembalikan keadaan dan citra ekonomi serta sektor lain sebagai upaya terus mengembalikan keadaan sehingga serapan dan realisasi APBD Anggaran Semester II Tahun 2020 memenuhi target,’’ kata Gubernur.