

Karanganyar, gatra.net- Para pengusaha kuliner skala mikro memanfaatkan jalinan komunikasi antarsesamanya untuk kembali bangkit. Mereka memproduksi makanan olahan berdasar pesanan.
Runi Krisdiana, bersama teman-temannya yang tergabung di komunitas Gardal Karanganyar berhasil bertahan dengan sistem sederhana tersebut. Mereka menghubungi kembali para kolega dan langganannya yang dulunya sering memesan makanan kecil. Mereka tak hanya menawarkan produknya, namun juga bersedia membuatkan sesuai selera pemesan.
"Pendapatan menurun dibanding sebelum pandemi. Dulu omzet per hari bisa Rp200 ribu. Sekarang sudah lumayan modalnya berputar meski belum pulih seperti dulu," kata wanita yang memproduksi makanan kecil kemasan isi wader goreng, usus, ikan layur dan tahu petis ini kepada gatra.net di Posko Gardal Karanganyar, Rabu (12/8).
Pesanan yang masuk bisa lewat berbagai saluran. Setelah gambar produk makanan dipasang di situs belanja daring, peminatnya langsung menghubungi ke nomornya. Biasanya, pemesan dari Karanganyar sekitarnya.
Kini, ia mulai menjajaki penjalan dengan sistem dropship di toko swalayan. Runi belum berani memproduksi banyak barang karena kemampuannya yang terbatas. Ia juga membidik kerjasama penyediaan camilan ke kantor-kantor pemerintah.
Sejak sebulan lalu, ia bersama teman-temannya membuka kelas tata boga di posko Gardal di Desa Ngijo, Tasikmadu. Selain ingin menularkan kemampuannya mengolah bahan makanan, ia juga mengajak mereka bangkit bersama. Ia meyakini banyak peluang dari jalinan pertemanan antarpelaku usaha mandiri skala mikro.
"Ternyata banyak yang berminat mengikuti kelas. Terakhir kemarin belajar bikin brownis kukus dan capcay. Bahan-bahannya sederhana. Jika sudah jadi dipoto, lalu ditawarkan melalui jaringan yang kita punya. Setelah ada yang berminat, baru dibuatkan," katanya.
Selain dirinya ada Suwarni yang membuat bolu tiwul. Makanan dari tepung tapioka ini sangat mirip kue basah namun rasanya tiwul khas Gunung Kidul. Ia meyakini mampu menarik minat penyuka makanan tradisional tersebut. Sedangkan onde-onde mini buatan Sri Mulyani kuat pada citarasa original.
Selain makanan, juga ada teh seduh bunga telang. Bambang Triatmaja selaku produsennya mengatakan tanaman itu tumbuh di halaman rumahnya. Bunga yang telah dikeringkan langsung dikemas di wadah toples.
"Tinggal diseduh. Khasiatnya mereduksi toksin," katanya seraya mengatakan promosi produk di berbagai acara merupakan cara jitu mengenalkan teh bunga telang.