
Nama Achmad Purnomo tetap mengemuka meski sudah terpental dalam pencalonan wali kota Solo dari PDI Perjuangan. Nama Purnomo tetap saja jadi bahan jualan, di tahun politik ini. Ajang cari nama, hingga setor muka.
Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kota Solo menyebut telah mendapat tawaran uang dengan nilai fantastis. Tawaran ini diberikan agar PSI Solo ikut mengusung pasangan yang akan menjadi rival pasangan Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa pada Pilkada Desember mendatang.
Nama Achmad Purnomo kembali disebut. Selain itu ada nama Anung Indro Susanto. Nama Anung sempat meramaikan Pilkada 2015 Solo. Mantan birokrat Pemkot Solo ini adalah lawan pasangan FX Hadi Rudyatmo - Achmad Purnomo.
Ketua DPD PSI Kota Solo Antonius Yogo Prabowo mengatakan tawaran tersebut datang dari salah satu partai. Namun partai ini tidak memiliki kursi di kota Solo. "Adalah partainya. Jumlah yang ditawarkan ke saya cukup fantastis. Hampir satu meter (satu miliar)," ucap Yogo.
Pria yang akrab disapa Yogo ini pun kaget dengan nominal tawaran yang diberikan. Sebab menurutnya PSI merupakan partai pendatang baru. Namun tawaran yang diberikan nilainya sudah fantastis. "Saya juga kaget, satu kursi di PSI diberi nilai sebesar itu," katanya.
Partai ini juga sudah mempunyai pasangan untuk didukung dalam koalisi. Pasangan yang akan diusung pun mengerucutkan satu nama. Nama yang disebut Yogo yakni Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo dan Anung Indro Susanto.
Yogo menegaskan PSI tetap konsisten mendukung nama Gibran Rakabuming Raka sebagai calon Wali Kota Solo. Bahkan PSI sudah sejak awal mendukung Gibran meski partai ini tidak bisa mengusung calon sendiri.
Sementara itu, Achmad Purnomo menyatakan tidak tahu tentang adanya tawaran itu. Dirinya juga belum pernah diajak berkomunikasi dengan partai manapun yang tidak memiliki kursi di kota Solo. "Ya silahkan saja dicari partainya apa yang menawari," jawabnya.
Purnomo juga enggan berandai-andai dengan koalisi untuk menantang pasangan Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa. Sebab saat ini peluangnya sudah sangat kecil. Apalagi berkaca pada pengalaman sebelumnya, Purnomo yang sudah diusulkan oleh DPC PDIP Solo saja, akhirnya tersingkir.
Menurutnya, statemen yang dikeluarkan oleh PSI tersebut semata hanya untuk meramaikan Pilkada Kota Solo agar lebih meriah. Dirinya juga tidak merasa sakit hati namanya dicatut oleh PSI terkait deal politik dengan partai tersebut. "Ndak usah sakit hati, tinggal ditanya saja ke PSI siapa yang menawarkan," ucapnya.
Dikonfirmasi terpisah, Anung Indro Susanto juga merasa tidak pernah tahu ada tawaran tersebut. Sejauh ini dia juga tidak pernah bertemu dengan Achmad Purnomo. "Belum ada tawaran dan belum ada yang menawari, belum juga bertemu dengan pak Pur," jelasnya.
Anung menilai wajar catut-mencatut nama menjelang Pilkada. Apalagi dirinya juga pernah menjadi peserta kontestasi politik pada Pilkada 2015 lalu. Menurutnya bukan sesuatu yang aneh jika seorang politikus menyebut hal semacam itu. "Bukan sesuatu hal yang aneh. Namanya juga kerja orang politik," ucapnya.
Terkait sosok Yogo dan PSI, Anung tidak pernah tahu atau mengenal secara dekat. "Belum pernah tahu," ucapnya.
Terkait pencatatan nama dirinya, menurut Anung hal ini lumrah terjadi di dunia politik. Menurutnya Purnomo juga akan menanggapi biasa terkait hal ini. "Beliau (Purnomo) pasti paham situasi menjelang Pilkada. Apalagi pak Pur ini tokoh," ucapnya.
Saat ditanya apakah akan kembali berpolitik, dirinya masih berpikir. Menurutnya saat ini belum ada kesempatan untuk dirinya kembali. "Nanti saja dipikir nanti, kalau sekarang menonton situasi dulu lah," ucapnya.
Sementara itu, ketua DPC PDIP Kota Solo FX Hadi Rudyatmo memastikan tak ada kader yang mempertanyakan terkait jatuhnya rekomendasi pada Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa. Saat ini PDIP Solo fokus untuk memenangkan pasangan yang telah direkomendasikan oleh ketua umumnya Megawati Soekarnoputri.
Menurutnya ketentuan yang berlaku di PDIP sudah jelas, bahwa ketua umum mempunyai hak prerogatif. "Sehingga keputusannya wajib untuk dimenangkan. Pesan yang perlu diperhatikan, harus berpihak pada rakyat," katanya.
Terkait sebelumnya DPC PDIP Solo yang mengusulkan nama Achmad Purnomo dan Teguh Prakosa untuk mendapatkan rekomendasi, Rudy tak mempersoalkan. Sebab menurutnya kader PDIP harus tegak lurus pada keputusan partai dan Ketua Umum. "Jadi begitu rekomendasi turun, kami harus tegak lurus. Kalau saya ya mencontohkan pada kader untuk loyal pada partai," tandasnya. Muh Slamet