
Peta perpolitikan di kabupaten Kendal, Jawa Tengah mulai menghangat. Sejumlah bakal calon bupati mulai menebar aroma janji-janji untuk menarik simpati masyarakat. Baliho menjadi senjata untuk menyusun skenario.
Beberapa calon mulai bermunculan diantaranya Ali Nurudin, Windu Suko Basuki, hingga Tino Indra Wardono. Hanya saja ketiga nama ini belum punya kendaraan pasti untuk meraih kursi bupati/wakil bupati.
Tak pelak, jalan pintas ditempuh. Baliho pun bertebaran dimana-mana. Tak lupa mereka menyertakan gambar partai yang diklaim sudah memberikan dukungan. Langkah serupa juga ditempuh petahana Mirna Annisa.
Mirna pun menanggapi banyaknya bertebaran baliho dan poster yang memasang fotonya dengan tulisan "Mirna Wae", di sejumlah ruas jalan Pantura. Dirinya mengaku, jika baliho yang banyak terpasang di jalan-jalan tersebut bukan dari sendiri. "Itu hanya ekspresi dukungan dari masyarakat. Alhamdulillah, masih ada yang mendukung dan percaya sama saya," kata Mirna.
Mirna sendiri mempersilahkan para calon untuk berkompetisi menjadi yang terbaik untuk menduduki orang nomor satu di Kendal. Saat ditanya lebih jauh apakah dirinya akan maju kembali dalam Pilkada 2020, Mirna mengaku masih menunggu izin dari suami dan restu dari para kiai sepuh serta tokoh masyarakat yang selama ini membimbingnya.
Mirna mengaku jika ada delapan kiai sepuh yang selama ini terus membimbing dan menasehatinya selama menjabat Bupati. "Mereka selalu mengingatkan saya agar jadi pemimpin yang amanah, mengerti keinginan masyarakat meskipun ada fitnah yang mencibir saya," imbuhnya.
Baginya, delapan kiai sepuh itu sudah ia anggap seperti orang tua sekaligus guru-gurunya. Sehingga harus dipatuhi nasihat-nasihatnya. "Kalau mereka merestui saya untuk maju, artinya saya masih dibutuhkan masyarakat dan bisa memberikan banyak manfaat saya akan nderek dawuh dari beliau-beliau," jelasnya.
Tapi jika para kiai tersebut tidak merestuinya untuk maju di Pilbup Kendal. Maka dia akan dengan sangat legowo untuk tidak ikut dalam kontestan dalam Pilbup Kendal 2020. "Saya nderek wae lah. Tidak usah dibuat pusing, wong jabatan itu amanah dan sifatnya hanya sementara saja," ungkapnya.
Namun ia berharap siapapun nanti yang menduduki Kendal bisa membangun lebih baik lagi. Dia mengaku sudah menata dan membangun sedemikian rupa, sehingga Kendal bisa seperti sekarang ini. Memperoleh banyak penghargaan, ada pertumbuhan kawasan industri dan jalan-jalan sudah mulus. Pun, administrasi dan birokrasi sudah sejalan dan semangat untuk membangun Kendal.
"Harapan saya, capaian yang sudah ada sekarang ini jadi pijakan kepada siapapun nanti yang akan memimpin Kendal. Sehingga Kendal ke depan bisa lebih baik dan tertata. Jangan sampai Kendal ini hanya jadi bahan rebutan proyek dan anggaran semata," tambahnya.
Sementara itu, total anggaran yang dibutuhkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kendal dalam Pilkada serentak 2020 telah cair seluruhnya, yakni sebesar Rp45,8 miliar. Dengan rincian, sumber anggaran tersebut dari Pemda sebesar Rp39,9 miliar, dan dari APBN sebesar Rp5,9 miliar.
"Alhamdulillah seluruh total anggaran KPU Kendal untuk penyelenggaraan Pilkada Serentak Tahun 2020 sudah cair. Pencairan tahap kedua ini, pada tanggal 9 Juli 2020, sehingga kami Insya Allah siap menggelar Pilkada pada 9 Desember 2020," kata Ketua KPU Kendal, Hevy Indah Oktaria.
Pencairan dana Pilkada, kata Hevy, dibagi dalam dua tahap. Tahap pertama cair pada Januari 2020, sebesar 40 %. Dan, sisanya pencairan tersebut pada tahap kedua ini dan telah cair pada 9 Juli 2020, sebesar 60 %. "Sehingga total anggaran KPU untuk selenggarakan Pilkada saat ini sudah cair 100 %," imbuhnya.
Saat ini, kata Hevy, tahapan Pilkada, yakni masih proses pencoklitan data pemilih dari 15 Juli 2020 sampai 13 Agustus 2020. "Diharapkan, semua tahapan Pilkada dapat berjalan sesuai jadwal yang ditentukan. Dan sampai pada tahapan pencoblosan pemilihan bupati dan wakil bupati Kendal pada tanggal 9 Desember 2020," tandasnya. Muh Slamet