Home Laporan Khusus Kita Harus Berani Menjadi Mimpi Buruk Mafia

Kita Harus Berani Menjadi Mimpi Buruk Mafia

Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI)

Benny Ramdhani

Sindikat mafia penyalur pekerja migran ilegal yang dilindungi oknum berkuasa belum bisa dimusnahkan. Negara dan hukum harus hadir memberikan perlindungan kepada pekerja migran. BP2MI siap menata sektor ini dengan cara tak biasa.


Langkah Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani, menggerebek tempat penampungan calon pekerja migran Indonesia (PMI) nonprosedural alias ilegal terus berlanjut.

Sehabis Perumahan Permata Cibubur, Cileungsi, Kabupaten Bogor, berlanjut di Apartemen Bogor Icon, Gedung Alphine, Bukit Cimanggu, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat dua pekan lalu.

Ketua Gerakan Pemuda Ansor Sulawesi Utara 2004-2010 ini pun menyatakan perang kepada sindikat mafia penyalur PMI dengan cara ilegal. Terkait dengan upaya menghabisi jaringan sindikat perdagangan manusia ini, Benny menyempatkan waktu untuk wawancara oleh wartawan Gatra Gandhi Achmad dan pewarta foto Eva Agriana Ali di kantor BP2MI, Selasa pekan lalu. Petikannya:

Apa yang menjadi langkah utama Anda terkait usaha menata sektor ketenagakerjaan migran ini?

Di era saya, keberangakatan PMI wajib berangkat dengan penerbangan nasional, kemudian untuk perbankan juga harus pakai nasional. Kalau kedapatan menggunakan penerbangan lain sanksinya langsung kita blacklist perusahaannya.

Kenapa sindikat Penyalur PMI secara ilegal begitu kuat?

Karena ini bisnis kotor. Ini adalah cara mendapatkan uang dengan jumlah yang besar dan cara yang mudah dan cepat.

Kenapa marak?

Karena negara belum serius hadir dan hukum belum benar-benar bekerja. Sehingga tugas saya adalah bagaimana menghadirkan negara dan hukum bekerja. Tapi untuk menghadirkan negara dan hukum bekerja, tentunya BP2MI tidak bisa sendiri. Karena memiliki kewenangan yang terbatas, sehingga butuh kerja-kerja kolaboratif dan koordinatif di lapangan yang melibatkan semua stakeholder kementerian lembaga.

Jadi ada kejahatan sindikat pengiriman PMI secara ilegal, bisnis kotor, melibatkan banyak pihak, peta di lapangan kita sudah paham, dan modus operandi yang dijalankan juga sudah tahu. Dan siapa berperan apa itu sudah ada. Nah, kuncinya adalah negara hadir dan hukum bekerja yang memang belum dilakukan dengan serius.

Tanggal 16 April setelah menerima jabatan, dalam pidato saya sebagai kepala badan yang baru di hadapan pejabata eselon I dan II, saya katakan hari ini BP2MI men-declare perang melawan sindikat.

Tekad mengalahkan mafia itu akan bisa diwujudkan?

Orang banyak bertanya juga tentang konsistensi dan keseriusan untuk menghadapi para mafia ini. Karena ini bisa dikatakan kekuatan yang sangat luar biasa. Tapi saya katakan apakah karena mereka kuat, memiliki modal dan didukung oknum-oknum tertentu yang hari ini memiliki atribut kekuasaan kemudian negara harus kalah? Tidak. Jadi merekalah yang harus tunduk pada aturan main, dan rule of law. Negara tidak boleh kalah. Merah Putih tidak boleh berkibar di posisi yang lebih rendah dari bendera-bendera perusahaan.

Dan yang ingin saya ingatkan kepada mereka, seolah-olah dengan uang yang mereka miliki, mereka bisa mengendalikan negara ini. Mereka bisa membeli orang-orang yang hari ini mendapatkan mandat-mandat kekuasaan. Tapi sebaliknya, kita harus berani menjadi mimpi buruk bagi mereka.

Bagaimana cara Anda menghadapi jaringan sindikat ini?

Saya pada 17 Agustus nanti akan me-launching Satgas Pemberantasan Mafia Pengiriman Ilegal PMI. Kita ambil momentum kemerdekaan, karena satgas ini dilahirkan untuk memerdekakan PMI dari jeratan sindikat tadi.

Nanti pada tanggal 17 Agustus juga, saya akan mengeluarkan kebijakan yaitu pembebasan biaya penempatan. Jadi segala biaya-biaya yang memberatkan tadi sebelum berangkat kepada PMI kita bebaskan. Nantinya ada dua pihak yang menanggung. Pertama adalah negara dan kedua adalah user atau pihak yang mempekerjakan.

Tidak takut melawan mafia?

Saya bekas aktivis dan saya siap menghadapi segala risiko itu. Ini kejahatan yang luar biasa, sistematis, terorganisir, maka cara menghadapinya pun harus dengan cara-cara yang luar biasa. Cara-cara yang extraordinary. Bisa kita sebut sindikat atau mafia, karena melibatkan kelompok pemodal dengan oknum-oknum atributif kekuasaan.