Home Politik Sosok Berganti Lewat Jalur Dinasti

Sosok Berganti Lewat Jalur Dinasti

Pemilihan kepala daerah (pilkada) 2020 di Jawa Tengah memunculkan nama-nama kerabat pemegang kekuasaan saat ini. Istri para bupati berniat menggantikan posisi sang suami. Politik dinasti memang sudah biasa terjadi.

Pasangan Etik Suryani dan Agus Santosa resmi mendapatkan rekomendasi dari PDIP untuk maju dalam Pilkada 2020 di Kabupaten Sukoharjo. Etik Suryani merupakan istri dari bupati Sukoharjo saat ini Wardoyo Wijaya. Wardoyo sendiri sudah dua periode memimpin Sukoharjo sehingga tidak bisa maju lagi dalam pemilihan.

Situasi serupa juga melanda Bupati Blora Djoko Nugroho. Satu sisi, wakil bupati Arief Rohman akan maju sebagai calon bupati dalam Pilkada 2020. Istri Djoko Nugroho, Umi Kulsum seperti “tak rela”.

Apalagi, Arief Rohman sudah mendapatkan tiket dari PDIP Perjuangan. Arief akan dipasangkan dengan Tri Yuli Setyowati. Arief yang juga politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) juga mendapat restu dari partainya.

Pemandangan yang sama juga terlihat di Kabupaten Semarang. Bintang Narsasi, istri bupati Semarang Mundjirin juga berniat maju. Pasalnya, wakil bupati Ngesti Nugraha sudah mendapat rekomendasi dari PDIP, berpasangan dengan politikus PKB Basari.

Tak pelak, pro dan kontra mewarnai pencalonan mereka. Paguyuban Sedulur Deso yang beranggotakan mantan Kepala Desa/Lurah se-Kabupaten Sukoharjo pun mengambil sikap.

Mereka sudah menyatakan dukungan ke bakal calon pasangan Joko Santoso-Wiwaha Aji Santosa atau JosWi untuk maju Pilkada 2020. Ketua Paguyuban Sedulur Deso Agus Tri Raharjo sekaligus mantan Kepala Desa Gedangan mengatakan, ada sekitar 80 % mantan Kepala Desa/Lurah yang ikut dalam Paguyuban Sedulur Deso ini. Mayoritas jabatan mereka berakhir pada tahun 2018 silam.

"Jadi kenapa kita merapat ke JosWi intinya bahwa kita ingin ada perubahan di Sukoharjo lebih baik. Yang mana ini kan sudah dua kali, ya harapan kami ada pergantian bukan model dinasti. Jadi kita menolak dinasti dan keserakahan," katanya.

Menurut Agus, meski sudah tidak menjabat sebagai Kepala Desa/Lurah, namun mereka masih mempunyai kekuatan dan basis massa di daerah masing-masing. Selain itu, mereka juga sudah mempunyai pengalaman dan jam terbang tinggi sebagai kepala desa.

Sehingga mereka optimistis, bahwa mantan kepala desa/lurah mampu mengerahkan masyarakatnya untuk memenangkan pasangan JosWi. "Bagaimanapun kita memperkuat, jadi boleh sana ngomong kuat, tapi semuanya adalah kompetisi belum bisa dikatakan menang sebelum bertanding," tegasnya.

Ketua LSM LAPAAN RI BRM Kusumo Putro menyoroti calon kepala daerah dari Kabupaten Sukoharjo di Pilkada 2020. Hal ini mengingat bakal calon bupati Etik Suryani merupakan istri dari bupati sehingga dinilai calon petahana.

Kusumo menilai, jika Pilkada diikuti calon dari petahana maka lebih berpotensi melakukan penyalahgunaan wewenang dan anggaran. Terlebih kondisi seperti saat ini, yang mana mereka memanfaatkan momen bantuan sosial Pandemi Covid-19 untuk kepentingan politiknya.

Salah satunya yakni penerima bansos disuguhi gambar bupati dan istrinya yang kini maju sebagai bakal calon melalui tas pembungkus bantuan yang berisi sembako. "Mereka sangat berpotensi tinggi menyalahgunakan wewenang, baik wewenang dalam kepentingan politiknya dan wewenang mengatur ASN dalam dukungan," ujarnya.

Setelah partai nomor satu dan dua bergabung, Partai Nasdem selaku pemenang ketiga di Blora mulai bergerak. Partai ini resmi mengusung istri Bupati Blora Umi Kuum maju dalam Pilkada 2020. Umi akan dipasangkan dengan seorang pengusaha asal Kalimantan bernama Agus Sugianto.

Ada alasan sendiri mengapa Nasdem memilih mengusung Umi Kulsum. Ketua DPD Nasdem Blora, Sri Sudarmini mengungkapkan, sejak awal Nasdem ingin Blora dipimpin sosok perempuan. Menurutnya, Umi Kulsum dinilai sosok yang paling tepat. "Bu Umi sudah menemani pak Kokok (Bupati Blora) selama dua periode. Jadi secara birokrasi dia sudah paham itu," papar Mimin panggilan Sri Sudarmini.

Mimim menambahkan, faktor Djoko Nugroho yang menjabat Bupati dua periode juga menjadi alasan lain Partai Nasdem lebih memilih mengusung Umi Kulsum. Terlebih Umi Kulsum juga merupakan kader partai Nasdem. "Sudah jelas itu juga to mas (istri Bupati). Jadi kami berani mengusung Bu Umi. Dia juga kader kita," ungkapnya.

Terpisah, Ketua DPC PDIP Sukoharjo Wardoyo Wijaya optimistis calon yang diusung dari partai berlambang banteng moncong putih tersebut bakal memenangkan pilkada serentak tahun ini. Menurut hitung-hitungannya, kedua nama calon bupati dan wakil bupati atau disingkat EA ini mampu menang dengan suara 70-80 %. "Kalau melebihi saya ya tidak mungkin, saya dulu 87 %," tegasnya. Muh Slamet

 

 

 

136