Jelang Pilkada 2020, partai-partai politik mulai membangun koalisi di daerah. Tak selalu mengikuti pola kerjasama di pusat. Lebih dilandasi alasan pragmatis, yang penting menang.
Sejak januari lalu, politikus Partai Demokrat Mulyadi sudah yakin bakal maju dalam perebutan kursi Gubernur Sumatera Barat dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak pada Desember nanti.
Keyakinan anggota DPR RI ini semakin tebal dengan hasil survei lembaga sigi SMRC yang menyebut dirinya sebagai kandidat potensial posisi teratas di Sumatera Barat. "Saya tetap Sumbar 1 dan optimis menang,” katanya ketika itu.
Kini langkah Mulyadi ke kursi Gubernur Sumatera Barat semakin dekat. Setelah partainya menggandeng Partai Amanat Nasional (PAN) memberikan rekomendasi kepadanya untuk berpasangan dengan Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni maju ke pilkada 2020.
Bahkan surat rekomendasi (SK) dari PAN diserahkan langsung Ketua Umum DPP PAN, Zulkifli Hasan, yang secara langsung disaksikan Sekretaris DPW PAN Sumatera Barat, Indra Dt. Rajo Lelo.
Dengan koalisi PAN dan Partai Demokrat tersebut, pasangan ini telah memiliki 20 kursi yang jumlahnya telah melebihi batas minimal, yakni 13 kursi. "Tentu kita berterima kasih, kita ucapkan kepada DPP PAN, atas dukungan dan kepercayaan yang diberikan. Kami siap berjuang bersama rakyat," kata Mulyadi, Senin lalu.
Pada 9 Desember nanti, ada sembilan provinsi yang menyelenggarakan pemilihan gubernur (pilgub) serentak. Sembilan provinsi tersebut adalah Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Kepulauan Riau, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Tengah. Lalu di Pulau Borneo ada Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Utara.
Mulyadi-Ali Mukhni menjadi satu dari beberapa pasang calon gubernur yang diusung Demokrat. Partai ini memang tampak paling sigap menyambut pilgub 2020. Selain Mulyadi, Majelis Tinggi Partai Demokrat sudah mengajukan beberapa nama kader untuk Provinsi Sulawesi Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Utara.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Demokrat Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, mendapat restu pusat untuk bersaing di Sulawesi Tengah. Ia dipasangkan dengan Sigit Purnowo alias Pasha Ungu, yang saat ini menjabat Wakil Wali Kota Palu.
Di Kalimantan Selatan, partai ini menjagokan Denny Indrayana. Mantan Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia era SBY ini didampingi Difriadi Darjat dari Partai Gerindra.
Di Kalimantan Utara, Demokrat mengutus kadernya, Yansen Tipa Padan. Namun, Ketua DPD Partai Demokrat Kalimantan Utara ini mengisi posisi bakal calon gubernur. Untuk kursi cagub, Demokrat memilih Brigadir Jenderal Polisi Zainal A. Paliwang, yang merupakan polisi aktif. Zainal pernah menjadi Wakil Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Utara.
Sekretaris Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Demokrat, Kamhar Lakumani, menyatakan pihaknya masih menggodok nama-nama potensial untuk wilayah lainnya. "Untuk lima provinsi lain yang masih pendalaman, kami berharap ada kader atau yang dikaderkan yang akan diusung sebagai cagub dan cawagub,” ujarnya kepada wartawan Gatra Ucha Julistian Mone.
Dari komposisi paslon yang telah ditetapkan, Demokrat optimistis meraih kemenangan minimal 35%. Soal koalisi, Demokrat terbuka dalam menjalin kerja sama dengan partai lain. Termasuk dengan partai-partai yang menjadi oposisi di level pusat.
Yang terpenting, ada kecocokan antar-pasangan calon yang diusung serta potensi kemenangan. "Makanya penting bagi kami melihat hasil survei sebagai salah satu faktor penentu dukungan," katanya.
Menyusul Demokrat. DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sudah merilis surat rekomendasi untuk dua provinsi, Sumatera Barat dan Kepulauan Riau. Wakil Sekretaris Jenderal DPP PKS, Mardani Ali Sera, memastikan partainya berkoalisi dengan PPP di Sumatera Barat.
Gerbong ini mengusung Mahyeldi Ansharullah-Audi Joinaldy. Mahyeldi merupakan kader PKS yang saat ini menjabat sebagai Wali Kota Padang, sedangkan wakilnya merupakan pengusaha. Di Kepulauan Riau, PKS kawin dengan Hanura. Keduanya mengusung paslon Isdiyanto-Suryani untuk berlaga.
Dalam mengusung calon, Mardani mengungkap bagaimana cari PKS menjaring nama. Ada dua opsi paslon yang muncul yang digodok PKS bersama partai koalisi. Dari empat nama tersebut, pasti salah satunya merupakan kader sendiri.
Secara garis besar, PKS mengutamakan kadernya yang maju, terutama jika daerah tersebut merupakan lumbung suara. Namun PKS juga realistis. Kader urung diajukan jika di daerah tersebut elektabilitas PKS atau individu kadernya kecil.
“Untuk Sulut agak susah kalau kader. Biasanya daerah yang basis kuat kita utamakan kader. Kalau Kalimantan Tengah kita enggak kuat, Jambi kita juga enggak ada [wakil] di DPR," kata Mardani kepada wartawan Gatra Wahyu Wachid Anshory.
Terkait dengan persekutuan antar-partai di daerah, DPP PKS membebaskan pengurus daerah untuk bekerja sama dengan partai mana pun. Syaratnya, visi-misi partai mitra senapas dengan PKS. Yang juga penting adalah peluang menang paslon yang diusung. Ia yakin banyak yang tertarik berkoalisi dengan partainya, lantaran mereka sadar bahwa PKS punya mesin politik yang kuat.
Mardani juga tak membantah bahwa peta koalisi di daerah ini menjadi bagian strategi untuk melihat bentuk aliansi partai di pemilihan presiden 2024. Namun, ia menekankan fokus PKS saat ini adalah pilkada 2020. "Karena masih cair dan 2024 kita masih membuka opsi tidak melimitasi. Jadi dengan semua pihak kita membuka opsi," ia mengungkapkan.
Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan sebagai partai pemenang pemilu malahan baru menerbitkan satu rekomendasi untuk pemilihan gubernur pada 9 Desember nanti, yakni di Sulawesi Utara.
Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Arif Wibowo, menyebut paket untuk berlaga di Sulawesi Tengah dan Jambi sudah mulai mengerucut, tetapi memang belum diputuskan. Sedangkan kandidat untuk enam provinsi lain masih dalam kajian. Keputusan pusat belum final, karena komunikasi dengan mitra koalisi belum mencapai mufakat.
"Partai banteng" mengusung kadernya, Olly Dondokambey, sebagai calon Gubernur Sulawesi Utara. Petahana ini kembali dipasangkan dengan wakilnya saat ini, Steven Octavianus Estefanus Kandouw.
Beberapa partai sudah merapat ke paket Olly-Steven. Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sudah bersurat ke DPP, masing-masing terkait dengan dukungan untuk paslon ini. Namun hingga 28 Juli lalu, keputusan DPP belum turun.
Sulawesi Utara menjadi arena pertarungan antar-partai pendukung Jokowi. Golkar dan NasDem, yang menjadi teman seperahu PDI Perjuangan di pusat, punya kandidat sendiri sendiri di Sulawesi Utara. Figur yang muncul pun merupakan figur kuat di daerah, serta mengisi peran penting di struktural partai.
Dari Golkar, ada Christiany Eugenia Paruntu atau Tetty Paruntu. Di kepengurusan partai, Tetty menjabat sebagai Ketua DPD I Golkar Sulawesi Utara. Saat ini, Tetty merupakan Bupati Minahasa Selatan.
Sosoknya sempat menjadi pemberitaan nasional pada Oktober 2019. Tetty muncul di Istana Kepresidenan saat Jokowi memanggil calon-calon menteri kabinet barunya. Belakangan, namanya dicoret lantaran pernah diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai saksi dalam kasus dugaan suap yang melibatkan Bowo Sidik Pangarso.
Surat keputusan untuk Tetty bertarung menantang petahana sudah diteken Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto. Tetty dipasangkan dengan Ketua DPW PAN Sulawesi Utara, Sehan Salim Landjar.
Sementara itu, NasDem mengirim Vonny Aneke Panambunan sebagai bakal cagub. Bupati Minahasa Utara ini mendapat lampu hijau dari Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh. Namun, ia belum mendapatkan pendamping. NasDem menguasai sembilan kursi di DPRD Sulawesi Utara. Perolehannya di legislatif memenuhi syarat ambang batas pencalonan, sembilan kursi. Dengan begitu, partai ini tak perlu koalisi untuk mengusung pasangan calon.
Dalam pilkada, Arif mengatakan PDI Perjuangan tak memandang peta koalisi di pusat sebagai patokan di pilkada. Di tingkat pusat, oposisi PDI Perjuangan adalah PKS, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Demokrat.
Arif menyatakan ketiga partai tersebut berpeluang menjadi kawan di pilkada asalkan visi-misinya sejalan. "Dan yang terakhir, koalisi itu kita bangun, ya harus mengantarkan pada kemenangan,” ucap Arif kepada M. Guruh Nuary dari Gatra.
PDI Perjuangan memprediksi jagoannya menang di Sulawesi Tengah, Jambi, Bengkulu, dan Kalimantan Tengah. “Target kita minimal enam provinsi dari sembilan provinsi yang ada,” Arif menjelaskan.
Putri Kartika Utami dan Wahyu Saputra (Padang)
Pasangan Bakal Calon yang Mengantongi Restu DPP
Sumatera Barat
Mulyadi-Ali Mukhi ----- Demokrat, PAN
Mahyeldi Ansharullah-Audi Joinaldy ---- PKS, PPP
Nasrul Abit-Indra Catri ---- Gerindra
Jambi
Syarif Fasha-Asafri Jaya Bakri ---- PPP, NasDem
Fachrori Umar ---- Hanura
Al Haris-Sani ---- PKS, PKB, Berkarya
Kepulauan Riau
Isdiyanto-Suryani ---- PKS, Hanura
Kalimantan Selatan
Denny Indrayana- Difriadi Darjat --- Demokrat, Gerindra
Sulawesi Utara
Olly Dondokambey-Steven Kandouw ---- PDIP
Christiany Eugenia Paruntu --- Golkar, PAN
Vonny Aneke Panambunan --- NasDem
Sulawesi Tengah
Anwar Hafid-Sigit Purnomo (Pasha) ---- Demokrat
*Data per 28 Juli 2020