Anak, menantu, keponakan, hingga kerabat elite pemerintah maju dalam kontestasi pilkada 2020. Dituding sedang berupaya membangun dinasti politik. Didukung deal politik antar-partai. Para calon menepis tuduhan, karena merasa mampu atas potensi diri.
Panggilan telepon itu tak kunjung datang. Padahal, Achmad Purnomo awalnya dijanjikan oleh salah satu staf Presiden Joko Widodo untuk melakukan pembicaraan via telepon dengan Presiden pada hari Rabu, dua pekan lalu.
Setelah menunggu seharian, Wakil Wali Kota Surakarta alias Solo tersebut malah diminta berangkat ke Jakarta untuk menemui Presiden secara langsung. “Saya ditanya bisa ke Jakarta enggak untuk ketemu Pak Jokowi. Lah, kalau dipanggil Presiden, bisa enggak bisa ya tetap harus datang toh,” ucap Purnomo menceritakan kejadian malam itu.
Keesokan harinya, Purnomo akhirnya paham dengan maksud permintaan Jokowi untuk bertemu di Istana Negara. Achmad Purnomo dipastikan tak mendapatkan rekomendasi dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan untuk maju dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) 2020.
Kabar ini diterima Purnomo pertama kali justru dari mulut Jokowi, bukan dari internal partai berlambang kepala banteng tersebut.
Purnomo sudah menjadi rival Jokowi sejak pilkada Kota Solo pada 2005 silam. Saat itu, Jokowi berpasangan dengan F.X. Hadi Rudyatmo dan diusung oleh PDI Perjuangan. Sedangkan Achmad Purnomo diusung oleh Partai Amanat Nasional (PAN). Jokowi-Rudy menang tipis dari Purnomo dan pasangannya kala itu.
Setelah Jokowi ke Jakarta untuk menjadi Gubernur DKI, Purnomo dipinang Rudy untuk menjadi wakilnya memimpin Solo. Rudy dan Purnomo memimpin Kota Solo selama dua periode.
Tahun ini, Purnomo berniat maju sebagai calon Wali Kota Solo. Apa daya, dia kalah dari anak sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, dalam perebutan surat rekomendasi dari PDI Perjuangan.
Benar juga, setelah pertemuan Jokowi dan Purnomo, besoknya, Jumat, 17 Juli lalu, Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani, membacakan nama-nama calon kepala daerah-wakil kepala daerah untuk 45 wilayah yang akan bertarung di pilkada serentak 2020. Di antaranya Gibran Rakabuming-Teguh Santosa, yang maju di pemilihan Wali Kota Solo.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, mengaku kecewa dengan turunnya rekomendasi pada Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa. Pasalnya, hasil yang keluar tidak sesuai dengan usulan nama yang diajukan oleh DPC PDIP Solo. ”Kalau ditanya kecewa atau tidak, ya kecewa. Kami kan sudah menjalankan aturan partai sesuai dengan PP Nomor 24 Tahun 2017,” ucap Rudy saat ditemui di Balai Kota Solo, Kamis pekan lalu.
Sebelumnya, Rudy mengajukan nama Achmad Purnomo dan Teguh Prakosa untuk mendapatkan rekomendasi dari DPP PDI Perjuangan sebagai calon wali kota dan wakil wali kota. Namun ternyata rekomendasi dari partai berlambang kepala banteng ini turun untuk nama Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa.
Rudy merasa dirinya tidak berharga karena rekomendasi yang turun tidak sesuai dengan nama yang diajukannya. ”Seolah-olah tidak ada harga dirinya. Sebab, semua yang sudah kita rumuskan tidak ada nilainya karena yang diberi rekomendasi adalah Gibran-Teguh, padahal yang kami usulkan Purnomo-Teguh,” ucapnya.
Namun Rudy menekankan bahwa semua keputusan sudah menjadi hak prerogatif dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Sehingga apa pun keputusan ketua umum, kader partai wajib melaksanakan dan memenangkan. "Semua keputusan ada di ketua umum melalui rapat DPP," ucapnya.
***
Turunnya rekomendasi dari PDI Perjuangan pada Gibran menguatkan spekulasi bahwa pilkada 2020 akan menjadi ajang keluarga para elite politik di lingkaran Istana menancapkan kekuasaan di daerah. Selain Gibran, tercatat ada beberapa keluarga Presiden Jokowi, keluarga Wapres Ma’ruf Amin, dan beberapa menteri yang turut serta dalam gelaran politik daerah tahun ini.
Di Kota Medan, menantu Jokowi, Bobby Nasution, juga meniatkan diri untuk maju dalam gelaran pilkada. Tak seperti Gibran yang telah pasti, ia masih belum mendapatkan rekomendasi dari partai mana pun. Namun, di sela-sela pertemuannya dengan Pelaksana Tugas (Plt) Ketua PDI Perjuangan Sumatera Utara, Djarot Saiful Hidayat, Bobby mengaku saat ini terus melakukan penyerapan aspirasi dari masyarakat.
Secara kedekatan, Djarot mengatakan bahwa Bobby Nasution sudah merupakan keluarga PDI Perjuangan. Karena itu juga, dalam rapat pada hari Kamis pekan lalu, Bobby Nasution diundang hadir ke Kantor PDI Perjuangan Sumatera Utara. Kepada wartawan, Djarot Saiful Hidayat mengatakan bahwa PDI Perjuangan akan mencari yang terbaik untuk membangun Medan.
Seperti di keluarga Presiden, putri keempat Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Siti Nur Azizah, juga akan melaju sebagai calon Wali Kota Tangerang Selatan. Azizah bakal berpasangan dengan Ruhamaben. Pasangan ini diusung Partai Demokrat dan PKS yang telah memberikan rekomendasi pada 21 Juli lalu.
Di luar keluarga Presiden, beberapa kerabat lingkaran Istana juga akan turun gelanggang di pilkada 2020, seperti Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, keponakan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto; Irman Yasin Limpo, adik Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo; Hanindito Himawan Pramono, putra Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung; dan Titik Mas’udah, adik kandung Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah.
Saraswati, putri pengusaha Hashim Djojohadikusumo, akan melaju sebagai calon Wakil Wali kota Tangerang Selatan mendampingi Muhammad dari Gerindra dan PDI Perjuangan. Sedangkan Irman --yang sering disapa None--mendapat rekomendasi dari Partai Golkar dan PAN pada 30 Juni lalu sebagai calon Wali Kota Makassar. Dengan dukungan dua partai ini, ia telah mengantongi 10 kursi di DPRD Makassar dan memenuhi syarat KPU.
Hanindito mendapat rekomendasi dari PDI Perjuangan pada 17 Juli lalu sebagai calon Bupati Kediri, Jawa Timur, berdampingan dengan Dewi Maria Ulfa. Partai lain yang mengusung pasangan ini adalah Partai NasDem, PKB, dan PAN. Dengan dukungan empat partai, ia telah memenuhi syarat dari KPU.
Sementara itu, Titik akan maju sebagai calon Wakil Bupati Mojokerto, Jawa Timur, berdampingan dengan kandidat petahana Pungkasiadi. Partai yang telah mendukung pasangan ini adalah PDI Perjuangan. Namun, pada 20 Juli lalu, PKB melalui Wakil Ketua Umum Bidang Pemenangan Pemilu, Jazilul Fawaid, telah memberikan sinyal akan turut mendukung pasangan ini.
***
Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Arif Wibowo, mengatakan bahwa pihaknya tidak ambil pusing dengan tudingan pembentukan politik dinasti yang menerpa cakada pilihan partainya. "Tidak bisa diukur sesaat yang menuju pada jaringan kekerabatan. Kalau tidak memenuhi banyak unsur yang disebut sebagai politik dinasti, kan enggak bisa," ucap Arif kepada M. Guruh Nuary dari Gatra.
Arif juga mengakui bahwa memang ada deal politik atas dukungan PDI Perjuangan di Tangerang Selatan yang jatuh kepada Rahayu Saraswati, yang merupakan kader Partai Gerindra. Namun, ia tidak ingin membeberkan hal ini terlalu jauh.
Tapi yang pasti, Gerindra akan memberikan dukungan untuk Gibran dan Bobby di Solo dan Medan. "Kalau merasa berkesesuaian kemudian dengan visi-misi calon yang oleh PDI Perjuangan dianggap selaras visi-misinya dengan partai kami, ya kita jalankan dan yang terakhir adalah yang potensi menangnya itu tinggi," katanya.
Jauh hari sebelumnya, pada Februari silam, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, mengatakan bahwa Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto, meminta agar partainya mendukung Gibran Rakabuming Raka di pemilihan kepala daerah Solo 2020. Menurut Dasco, Prabowo memberikan arahan itu karena Gerindra merupakan bagian dari koalisi pendukung Presiden Jokowi.
***
Gibran menilai keikutsertaannya dalam pilkada 2020 adalah sebuah kontestasi, bukan sebuah penunjukan dan tak ada kewajiban masyarakat memilihnya. Sehingga peluangnya untuk terpilih tetap sama dengan kandidat lainnya. "Jadi kalau yang namanya dinasti politik, di mananya?" kata Gibran dalam sebuah diskusi daring pada Jumat pekan lalu.
Pria berusia 32 tahun itu juga mengaku sudah sering menjelaskan isu soal tudingan dinasti politik ini kepada warga Solo. Menurutnya, warga Solo sudah mengerti kondisi seperti ini dan bisa menerimanya dengan tangan terbuka. "Kalau yang masih meributkan dinasti politik itu kan ya dari, ya kita tahu orang-orangnya siapa, dan yang diributkan itu-itu saja," ucapnya.
Sarah Djojohadikusumo juga menyatakan secara tegas bahwa tidak ada pemikiran soal bentuk politik kekuasaan elite dalam proses pemilihannya sebagai bakal calon wakil wali kota Tangerang Selatan.
Sara yakin, dirinya terpilih karena rekam jejak, tak semata karena posisi pamannya di kabinet. "Bukan serta-merta saya langsung mendapatkan karpet merah atau lampu hijau. Tidak juga. Kinerja dan rekam jejak saya selama lima tahun [di DPR] kemarin pasti memengaruhi," ujarnya kepada Dwi Reka Barokah dari Gatra.
Adapun putri Wapres Ma’ruf Amin, Siti Nur Azizah, meyakini jika masyarakat sudah tahu esensi dari terminologi dinasti. Mana yang merugikan dan mana yang menguntungkan. Mana calon yang ditunjuk, mana yang dipilih melalui sebuah seleksi.
Mana yang menawarkan perubahan, dan mana yang mempertahankan kekuasaan. "Itu nanti akan tampak pada hasil pemilihan. Kondisi ini membuat saya sadar dalam memimpin kelak harus bersikap yang sama, tidak melakukan diskriminasi. Dan memberikan kesempatan yang sama terhadap semua warga Tangsel," katanya pada Qonita Azzahra dari Gatra.
Hidayat Adhiningrat P., Novita Rahmawati (Solo), dan Baringin Lumban Gaol (Medan)
---------Pointer ----------
- Turunnya rekomendasi dari PDIP kepada Gibran seakan menguatkan spekulasi bahwa pilkada 2020 akan menjadi ajang keluarga para elite politik di lingkaran Istana mencari kuasa. Selain Gibran, tercatat ada beberapa keluarga Presiden Jokowi, Wapres Ma’ruf Amin, dan beberapa menteri yang turut serta dalam gelaran politik daerah tahun ini.
- Arif mengakui bahwa memang ada deal politik atas dukungan PDIP di Tangerang Selatan yang jatuh kepada Rahayu Saraswati, yang merupakan kader Partai Gerindra.
---------Kutipan ------------
"Tidak bisa diukur sesaat yang menuju pada jaringan, kekerabatan kemudian kapital begitu kan. Kalau tidak memenuhi banyak unsur yang disebut sebagai politik dinasti kan enggak bisa." Arif Wibowo
--------Infografis ----------
Keluarga Pejabat dan Elite Politik di Pilkada 2020
- Gibran Rakabuming Raka (Anak Sulung Presiden Joko Widodo) – Pilkada Solo
- Bobby Nasution (Menantu Presiden Joko Widodo) - Pilkada Medan
- Siti Nur Azizah (Putri Wakil Presiden Ma"ruf Amin) – Pilkada Tangerang Selatan
- Hanindhito Himawan Pramono (Anak Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung) – Pilkada Kediri
- Rahayu Saraswati (Keponakan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto) – Pilkada Tangerang Selatan
- Doly Sinomba Siregar (Paman Bobby Nasution Menantu Presiden) - Pilkada Tapanuli Selatan
- Irman Yasin Limpo ( Adik bungsu Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo) - Pilkada Makassar
- Titik Mas’udah (Adik Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah) – Pilkada Mojokerto
*Dari berbagai sumber, diolah
------g------