
Temanggung, gatra.net - Panen raya tembakau tahun 2020 di Kabupaten Temanggung sudah dimulai, diawali dengan tradisi wiwitan di tiga gunung, yakni Prau, Sindoro, dan Sumbing oleh petani tembakau. Penyelenggaraan secara terpisah ini dikarenakan saat ini masih masa pandemi Covid-19, sehingga dilakukan penerapan protokol kesehatan.
Bupati Temanggung Muhammad Al Khadziq mengatakan, pada tahun sebelumnya wiwitan digelar di Alun-Alun dihadiri ribuan orang dari seluruh penjuru Temanggung, namun karena saat ini sedang wabah corona, maka wiwitan dilakukan secara terpisah di tiga wilayah gunung penghasil tembakau terbaik dunia. Wiwitan merupakan tradisi petani secara turun temurun pada masa panen yang didalamnya ada ritual dan menggelar mujahadah atau doa bersama-sama dengan harapan hasil panen bagus harga tinggi.
Di Gunung Prau wiwitan digelar di Desa Campurejo, Kecamatan Tretep, di Gunung Sindoro wiwitan di gelar di Desa Bansari, Kecamatan Bansai, sedangkan di Gunung Sumbing wiwitan digelar di Desa Wonosari, Kecamatan Bulu. Ritual didahului dengan pemetikan perdana daun tembakau di ladang, lalu di Desa Wonosari ditandai dengan Bupati Khadziq merajang daun tembakau sebagai simbol dimulainya masa panen raya.
"Ini merupakan rangkaian dari ikhtiar kita bersama menuju panen raya tembakau tahun 2020 yang mensejahterakan masyarakat Kabupaten Temanggung. Sebelumnya Pemkab Temanggung sudah bertemu dengan perwakilan pabrik rokok, mengumpulkan grader, intinya saat ini dalam masa pandemi masyarakat sedang mengalami kesulitan ekonomi dan secara kebetulan kondisi tanaman tembakau di Temanggung sangat bagus. Maka saya minta pabrikan rokok di saat seperti ini kepeduliannya jangan sampai kendor, kita berharap tembakau benar-benar menjadi obat dari situasi yang sulit ini," katanya, Jumat malam (24/7).
Dikatakan, pabrik-pabrik sendiri menyatakan setuju untuk bersama-sama dengan pemerintah mengawal pertembakauan ini, sambil ngemong kondisi petani yang sedang sulit. Pabrik berjanji tidak akan mengambil keuntunan sesaat dari situasi Covid-19, karena pabrik berharap bisa menjalin kerjasama dengan petani dalam jangka panjang, bukan hanya mencari keuntungan sesaat. Pabrik juga diyakini tidak akan menggunakan isu Covid-19 untuk menekan harga tembakau.
Kepala Desa Campurejo, Kecamatan Tretep Agus Setyawan mengatakan, memang ada rasa khawatir dari petani tembakau di masa pandemi Covid-19 ini. Ada harapan besar dari sektor pertembakauan setelah sebelumnya bawang remuk, cabai remuk. Jika tembakau terbeli dengan harga wajar maka kondisi Temanggung bisa kondusif. Agus menegaskan kondisi tanaman tembakau di tiga Gunung, Sumbing, Sindoro, dan Prau sangat bagus.
"Memang ada rasa was-was karena ada pandemi dan sampai sekarang kita masih menunggu penerapan protokol kesehatan di pabrikan yang belum jelas. Kalau secara kualitas hasil panen kali ini sangat bagus maka kami berharap pabrikan membeli tembakau petani dengan harga wajar," pintanya.