Home Politik Istri Tidak Rela Lekas Selesai

Istri Tidak Rela Lekas Selesai

Bupati Blora Djoko Nugroho tidak bisa lagi maju sebagai kepala daerah setempat karena sudah memegang jabatan selama dua periode. Satu sisi, wakil bupati Arief Rohman akan maju sebagai calon bupati dalam Pilkada 2020. Istri Djoko Nugroho seperti “tak rela”.

Arief Rohman sudah mendapatkan tiket dari PDIP Perjuangan. Arief akan dipasangkan dengan Tri Yuli Setyowati. Arief yang juga politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) juga mendapat restu dari partainya.

PDIP sendiri merupakan partai pemenang dalam Pileg 2019 di kabupaten Blora. Partai berlambang banteng dengan moncong putih itu mendapatkan 9 kursi, disusul PKB (8), Partai Nasdem (7), Partai Golkar (5), PPP (5). Setelahnya ada Partai Demokrat (3 kursi), Partai Gerindra (2), Hanura (2), dan Perindo 1 kursi.

Setelah partai nomor satu dan dua bergabung, Partai Nasdem selaku pemenang ketiga mulai bergerak. Partai ini resmi mengusung istri Bupati Blora Umi Kulsum maju dalam Pilkada 2020. Umi akan dipasangkan dengan seorang pengusaha asal Kalimantan bernama Agus Sugianto.

Ada alasan sendiri mengapa Nasdem memilih mengusung Umi Kulsum. Ketua DPD Nasdem Blora, Sri Sudarmini mengungkapkan, sejak awal Nasdem ingin Blora dipimpin sosok perempuan.

Menurutnya, Umi Kulsum dinilai sosok yang paling tepat. "Bu Umi sudah menemani pak Kokok (Bupati Blora) selama dua periode. Jadi secara birokrasi dia sudah paham itu," papar Mimin panggilan Sri Sudarmini.

Mimim menambahkan, faktor Djoko Nugroho yang menjabat Bupati 2 periode juga menjadi alasan lain Partai Nasdem lebih memilih mengusung Umi Kulsum. Terlebih Umi Kulsum juga merupakan kader partai Nasdem. "Sudah jelas itu juga to mas (istri Bupati). Jadi kami berani mengusung Bu Umi. Dia juga kader kita," ungkapnya.

Sejumlah spanduk pencalonan pasangan Umi-Sugianto telah tersebar di beberapa titik. "Kalau Nasdem sudah resmi mas. Ibu Umi dengan mas Agus," katanya.

Untuk koalisi, Nasdem akan menggandeng PPP dan Gerindra. Untuk hitungan kursi, koalisi ini sudah cukup untuk mengusung calon di Pilkada Blora. Nasdem sendiri saat ini memiliki 7 kursi, sedangkan PPP 5 kursi dan Gerindra 2 kursi. "Koalisinya kita bersama PPP dan Gerindra. Tapi ini saya konsentrasi di Nasdem dulu," ujarnya.

Meski resmi mengusung Umi Kulsum-Agus Sugianto, namun Mimin, panggilan akrabnya, mengaku rekomendasi keduanya dari DPP belum turun. Dirinya mengaku rekomendasi akan turun Minggu depan.

Lebih lanjut, Mimin mengatakan, untuk memantapkan pencalonan pasangan ini, pihaknya akan melakukan deklarasi. "Iya lah, deklarasi, tapi tetap protokol kesehatan. Begitu rekomendasi turun kita langsung deklarasi," tandasnya.

Sementara itu, Bupati Blora Djoko Nugroho menyebut keinginan istrinya maju di Pilkada atas kemauannya sendiri. Dirinya mengaku tidak bisa memaksanya. "Saya kurang tahu itu. Sak karepe dewe ben beno wes (Maunya sendiri itu, biarkan saja). Saya tidak bisa memaksakan," katanya.

Terpisah, penyelenggara pemilu di Kabupaten Blora yang reaktif dalam rapid test bertambah. Sampai akhir pendataan yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, jumlahnya saat ini mencapai 136 orang. "Jumlah yang di rapid rest sebayak 3.926, hasil yang reaktif sebanyak 136," kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Blora, Lilik Hernanto.

Pelaksaan rapid test terhadap penyelenggara pemilu yang terdiri dari PPS dan PPDP sebelumnya digelar KPU Blora selama 3 hari lalu. Jumlah penyelenggara pemilu yang menjalani rapid test terdiri dari 885 PPS, 885 sekretariat PPS dan 2.198 PPDP.

Ketua KPU Blora M Khamdun mengatakan jumlah reaktif itu merupakan hasil rekap jumlah penyelenggara pemilu di 17 Kecamatan. "Data sudah 100 persen. Cuma kami tidak akan mempublis berapa jumlahnya yang reaktif. Kalau dari DKK datanya ya silahkan. Yang jelas kami tidak akan mempublis itu," kata Khamdun.

Khamdun hanya memastikan akan mengganti petugas yang telah dinyatakan reaktif dalam rapid rest. "Kalau yang PPDP akan langsung kita ganti. Untuk yang PPS tidak kami ganti," tandasnya. Muh Slamet

 

50