
Karanganyar, gatra.net- Antisipasi kebakaran hutan lindung di wilayah Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah mengandalkan kerjasama masyarakat sekitar. Mereka berperan di forum masyarakat peduli api (MPA) dan Masyarakat Mitra Polisi Hutan (MMP).
Kepala BKSDA Jawa Tengah, Darmanto mengatakan simbiosis mutualisme antara pihaknya dengan masyarakat desa di wilayah penyangga konservasi terbukti mampu mencegah kebakaran maupun pencurian aset hutan seperti kayu maupun pembuatan arang ilegal. Mitra BKSDA itu membantu pengawasan 33 kawasan hutan lindung di Jawa Tengah, mengingat petugas BKSDA terbatas.
"BKSDA memiliki 33 kawasan hutan lindung. Yakni 27 cagar alam, lima suaka marga satwa dan satu taman nasional. Dari lima suaka marga satwa, satu diantaranya TWA Grojogan Sewu. Kami menjaganya dengan bantuan masyarakat dari ancaman kebakaran hingga ilegal logging," kata Darmanto kepada gatra.net di Karanganyar, Minggu (5/7).
Sejauh ini, ia memiliki 290 tenaga MMP dan 190 MTA. Sedangkan di Grojogan Sewu, ia menggandeng 15 MPA yang diperkuat lima petugas BKSDA dan satu polisi hutan. Jelang musim kemarau, mereka lebih giat memberi penyuluhan, sosialisasi pencegahan kebakaran dan patroli rutin.
"Grojogan Sewu memiliki 64 hektare lahan suaka marga satwa. Misalnya ada titik api di luar radiusnya, kita tetap ikut memadamkan. Sebab, bisa saja merembet," katanya.
Secara umum, 33 kawasan hutan lindung di Jawa Tengah berpotensi kecil mengalami kebakaran di musim pancaroba seperti sekarang. Hujan yang masih turun di wilayah Jawa Tengah meski sudah memasuki musim kemarau, memperkecil potensinya.
"Meski kecil potensi kebakaran, namun para mitra bersama petugas BKSDA tetap mewaspadai semua kemungkinan. Patroli rutin tak boleh kendor," katanya.